Asal-usul Virus Nipah, Picu Wabah Besar dalam Kehidupan Manusia

| 26 Sep 2023 20:05
Asal-usul Virus Nipah, Picu Wabah Besar dalam Kehidupan Manusia
Ilustrasi kelelawar buah. (Wikimedia Commons/Mike's Birds)

ERA.id - Saat ini negara bagian Kerala di India Selatan tengah berjuang bertahan dan membasmi wabah Nipah. Wabah ini disebabkan infeksi virus yang berasal dari kelelawar, dan dalam beberapa dekade terakhir telah memicu banyak wabah pada manusia. Mungkin Anda bertanya-tanya terkait asal-usul virus Nipah dan mengapa dinamakan demikian. Dalam artikel ini hal tersebut akan dibahas asal-usul dan beberapa hal terkait virus Nipah.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat virus Nipah sebagai salah satu patogen prioritasnya: patogen yang mempunyai potensi epidemi tinggi, dan tindakan penanggulangannya tidak memadai atau tidak ada. Virus ini juga dianggap sebagai risiko ancaman bioterorisme.

Asal-usul Virus Nipah: Berasal dari Nama Desa

Awalnya, pada bulan Maret 1999, virus Nipah diidentifikasi dalam cairan serebrospinal seorang pasien di Sungai Nipah, sebuah desa yang terletak di selatan Kuala Lumpur, Malaysia.

Pengujian menjelaskan bahwa virus ini merupakan jenis paramyxovirus yang tidak diketahui sebelumnya, termasuk dalam keluarga yang sama dengan virus campak, RSV, gondok, dan Hendra. Melansir GAVI, virus ini pun kemudian diberi nama virus Nipah, diambil dari nama desa tempat virus tersebut pertama kali diidentifikasi.  

Ilustrasi (Foto: Kenneth Schipper Vera/Unsplash)

Virus ini selanjutnya dihubungkan dengan wabah penyakit serupa ensefalitis yang tengah terjadi di berbagai wilayah di Malaysia dan di antara pekerja rumah potong hewan di negara tetangga, Singapura. Pada mulanya, wabah ini terjadi pada bulan September 1998, dengan sekelompok kasus yang berkaitan dengan pekerja peternakan babi di Peninsular Malaysia, yang sebelumnya diduga menderita Japanese ensefalitis.

Adapun gejala umum yang dialami meliputi sakit kepala, demam, dan penurunan kesadaran, dan infeksi yang sering terjadi mengakibatkan hal fatal. Ada total 265 orang yang terinfeksi dan 105 orang yang meninggal dunia selama wabah di Malaysia, dengan tingkat kematian sebesar 39,6 persen. Sedangkan di Singapura ada sebanyak 11 orang yang terinfeksi, satu orang meninggal.

Wabah ini selesai pada bulan Mei 1999, setelah sekitar satu juta babi dibantai dan penerapan larangan ekspor babi ke Singapura. Investigasi berikutnya menjelaskan bahwa inang utama virus ini yaitu kelelawar buah. Awalnya babi diduga tertular karena kebun buah-buahan berlokasi di dekat peternakan babi, dan cairan dari kelelawar yang hidup di sana mencemari pakan dan air babi.

Pencegahan Virus Nipah

Adapun pencegahan terhadap virus Nipah dapat dilakukan melalui pengendalian faktor risiko dengan langkah-langkah berikut:

  • Sebisa mungkin hindari kontak dengan hewan ternak (seperti babi, kuda) yang memiliki potensi terinfeksi virus Nipah. Apabila terpaksa harus melakukan kontak, fungsikan alat pelindung diri.
  • Bagi petugas pemotong hewan, sarung tangan dan pelindung diri harus dikenakan sewaktu menyembelih atau memotong hewan yang terinfeksi virus Nipah. Hewan yang terinfeksi virus Nipah dilarang keras untuk dikonsumsi.
  • Tidak mengonsumsi nira/aren langsung dari pohonnya sebab kelelawar dapat mengontaminasi sadapan aren/nira pada malam hari. Oleh sebab itu, perlu dimasak sebelum dikonsumsi.
  • Cuci dan kupas buah secara menyeluruh.
  • Buang buah yang terlihat ada tanda gigitan kelelawar.
  • Konsumsi daging ternak dalam keadaan benar-benar matang.
  • Bagi tenaga kesehatan dan keluarga yang merawat serta petugas laboratorium yang mengelola spesimen pasien terinfeksi, lakukan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) dengan benar.
  • Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat, misalnya membersihkan tangan secara teratur dan praktikkan etika bersin yang baik.

Demikianlah penjelasan tentang asal-usul virus Nipah dan pencegahan yang dapat dilakukan. Saat ini belum ditemukan vaksin untuk mencegah penyakit virus Nipah. Untuk pencegahan, kita dapat menerapkan upaya pengendalian faktor risiko yang sudah dijelaskan di atas.

Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…

Rekomendasi