ERA.id - Penyakit strok dan penyakit jantung jadi penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Eva Susanti, dalam konferensi pers Hari Jantung Sedunia 2023.
"Penyebab kematian tertinggi di Indonesia adalah penyakit strok dengan 19,42 persen dan jantung iskemik (serangan jantung) dengan 14,38 persen," terang Eva, Senin (25/9/2023).
Penyakit Penyebab Kematian Tertinggi di Indonesia
Eva mengatakan, strok dan serangan jantung juga jadi perhatian dunia. Dilansir situs web Dinkes Aceh, penyakit jantung iskemik sebabkan 16,17 persen kematian di dunia, sedangkan strok 11,59 persen kematian di dunia.
Sementara, beberapa faktor risiko pemicu penyakit kardiovaskular, seperti hipertensi, gula darah tinggi, merokok, dan obesitas berada di posisi lima besar faktor risiko yang menyebabkan beban penyakit di Indonesia. Eva mengatakan, pada 2022 terjadi peningkatan jumlah pembiayaan penyakit katastropik menjadi Rp24,06 triliun.
"Kedua jenis penyakit kardiovaskular tersebut menjadi penyakit dengan pembiayaan terbesar Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan Rp15,37 triliun," terang Eva.
Eva mengungkapkan, persentase terdeteksinya penyakit tidak menular cukup rendah, yaitu tiga dari sepuluh penderita yang terdeteksi. Penderita di luar angka tersebut tidak tahu bahwa dirinya sakit sebab penyakit tidak menular tak memiliki gejala dan tanda hingga terjadinya komplikasi.
"Dari jumlah tiga dalam perbandingan penderita penyakit tidak menular tersebut, hanya satu yang berobat secara teratur," lanjutnya.
Upaya Meminimalisasi Angka Kematian Akibat Penyakit Kardiovaskular
Dalam perayaan Hari Jantung Sedunia pada 29 September, Eva menyebutkan bahwa pihaknya melakukan beberapa strategi untuk meminimalisasi angka kematian akibat penyakit kardiovaskular. Strategi-strategi itu meliputi beberapa aspek, seperti edukasi dan promosi kesehatan, deteksi dini, penanganan kasus, dan rehabilitasi dengan melibatkan lintas program serta sektor.
Pihaknya juga menggalakkan program CERDIK, salah satu promosi kesehatan untuk meminimalisasi risiko penyakit tidak menular. CERDIK adalah akronim dari Cek kesehatan secara rutin (untuk menemukan faktor risiko dan penyakit tidak menular yang dimiliki), Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet gizi seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres.
"Keberhasilan edukasi, promosi, deteksi dini, penanganan kasus, dan rehabilitasi program pencegahan dan pengendalian penyakit jantung harus dilakukan secara komprehensif dan berkesinambungan melalui kerja sama lintas program, lintas sektor, pihak swasta, organisasi profesi, sivitas akademika, serta unsur lain yang terkait untuk mencapai Jantung Sehat Indonesia Kuat," jelas Eva.
Itulah berbagai informasi mengenai penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Untuk mendapatkan informasi menarik lainnya, ikuti terus berita terbaru Era.id.