Kepala BKKBN: Gizi Lele Lebih Efektif Turunkan Kasus Stunting dari Daging Sapi

| 27 Jun 2024 13:25
Kepala BKKBN: Gizi Lele Lebih Efektif Turunkan Kasus Stunting dari Daging Sapi
Kepala BKKBN, Dokter Hasto memaparkan angka pernikahan kian merosot dari tahun ke tahun di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (26/6/2024) (Dok. Humas BKKBN)

ERA.id - Stunting dapat menjadi masalah serius di banyak negara berkembang, termasuk di Indonesia. Masalah yang satu ini tentu saja dapat memengaruhi masa depan anak secara signifikan. 

Salah satu upaya paling efektif untuk mengurangi kasus stunting adalah soal pemenuhan gizi pada anak di 1000 hari kehidupan pertama, yang tergolong ke dalam periode kritis perkembangan anak. 

Menurut Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dr. Hasto Wardoyo, nutrisi yang cukup selama periode ini penting untuk pertumbuhan yang optimal dan perkembangan kognitif yang baik, terutama dalam menekan kasus stunting. 

"Perubahan pola hidup itu penting. Ada tiga pola hidup yang harus diubah untuk menurunkan angka stunting, termasuk pola makan," kata dokter Hasto saat ditemui di Semarang, Jawa Tengah, baru-baru ini. 

Berbicara soal pola makan, pemenuhan nutrisi yang adekuat selama 1000 hari pertama kehidupan anak tidak selalu mahal. 

Misalnya asupan protein, lemak sehat, vitamin dan mineral yang penting untuk tumbuh kembang anak secara menyeluruh.

Kata dokter Hasto, pemenuhan nutrisi untuk menekan angka stunting itu juga tidak harus mahal. Bahkan lele dan telur dianggap jauh lebih sehat daripada daging sapi. 

"Kita harus tahu makanan yang bergizi, yang mengandung DHA atau omega 3. Lele itu sudah lebih bagus daripada daging sapi,"

"Kemudian telur lebih baik daripada makanan yang mahal-mahal. Kadang-kadang kita itu makan makanan mahal tapi tidak berkualitas. Pola makan kita harus diubah," tambahnya. 

Di kesempatan yang lain, dokter Hasto juga mengakui kalau nutrisi yang terkandung pada ikan, lele dan telur juga lebih efektif menggantikan daging sapi, khususnya dalam menekan kasus stunting. 

"Ikan sebetulnya bisa menggantikan daging impor sementara apa alasannya kita harus makan daging impor? Karena daging itu kan tidak mengandung zat yang untuk menurunkan angka stunting. Ya, jadi artinya proteinnya bermanfaat tapi DHA Omega 3 nya kan lebih baik lele, dan ikan ,dan telur," pungkas dokter Hasto. 

Di sisi lain, lele dinilai memiliki kandungan nutrisi lengkap yang dapat membantu mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak secara keseluruhan. 

Dalam satu porsi ikan lele mengandung protein hewani dan mudah dicerna, kandungan ini penting untuk membangun massa tubuh yang sehat pada anak-anak.

Kemudian ada pula kandungan asam lemak omega-3 yang tidak ada pada daging sapi. Asam lemak omega-3 berperan penting dalam perkembangan otak dan sistem saraf. Ada pula kandungan zat besi, vitamin D, serta zat besi yang mampu mendorong perkembangan fisik dan kognitif pada anak.

Rekomendasi