ERA.id - Kita kerap merasakan gigitan nyamuk dan mendengar dengungannya saat cuaca sedang kemarau. Apa sih penyebabnya? Apa sarang nyamuk jadi banyak di sekitar rumah atau bagaimana?
Nah, Dr Budi Haryanto, SKM, MSPH, MSc, Peneliti Perubahan Iklim dan Kesehatan Lingkungan dari Universitas Indonesia, menanggapi hal tersebut.
Umumnya, ada kaitan antara jumlah nyamuk dengan cuaca dan musim. Pada musim kemarau, jumlah nyamuk memang rata-rata lebih banyak daripada biasanya.
"Karena nyamuk kan bersarangnya di genangan air. Ketika musim kemarau, genangan air memang sedikit tapi ada, tidak terganggu, tidak mengalir, jadinya membuat nyamuk bersarangnya lebih tenang, perkembangbiakannya pun lebih banyak," tutur Budi.
Berbeda saat musim hujan yang isi genangan banyak hanyut terbawa arus. Sarang nyamuk pun akan ikut terseret, sehingga perkembangbiakan nyamuk menjadi tidak tenang dan terganggu. Akibatnya, jumlah nyamuk rata-rata turun di musim hujan.
Nyamuk juga diakui akan lebih sering menggigit saat musim kemarau. Penelitian mengungkap bahwa, dengan suhu bumi yang makin panas karena perubahan iklim, maka banyak nyamuk yang akhirnya mengalami perubahan siklus hidup.
Jika dulunya jentik membutuhkan waktu 12-14 hari untuk berubah menjadi nyamuk dewasa, sekarang hanya butuh waktu 9 hari saja. Hal ini membuat frekuensi makan nyamuk meningkat akibat bentuk tubuhnya yang mengecil.
"Karena mereka dewasa prematur, biasanya 12 hari sekarang 9 hari udah dewasa. Akibatnya, tubuhnya lebih kecil, perutnya juga lebih, makannya frekuensi makannya juga meningkat. Biasanya setiap 5 hari sekali sekarang 3 hari sekali," tutur Budi.