ERA.id - Putri Indonesia 2009 Qory Sandiorvia menceritakan perjuangannya melawan penyakit autoimun yang dideritanya selama 13 tahun. Qory mengaku dirinya sempat koma dan terpapar Covid-19 di masa pandemi.
Kisah kehidupan Qory Sandiorvia ini dibagikan olehnya saat menghadiri sesi eTalk Series "Autoimmune Won't Keep You Apart: Living Well with Loved Ones" bersama DBS Indonesia, Kamis (7/10/2021). Selama sesi tersebut Qory menceritakan bagaimana gejala awal autoimun yang dialaminya.
"Yang saya rasakan waktu itu adalah tiba-tiba saya pingsan, sesak nafas, sendi-sendi sakit, kesemutan, sakit kepala hebat yang gak bisa saya kontrol," kata Qory dalam sesi bincang-bincang, Kamis (7/10/2021).
Gejala tersebut dirasakan oleh Qory setelah gaya hidupnya berubah. Di mana sebelumnya dia yang menekuni bidang olahraga harus keluar dan fokus di bidang entertainment.
Pola hidup yang tidak sehat mulai dari kurang tidur, kegiatan yang banyak berubah, hingga kurangnya berolahraga memperburuk kondisi kesehatannya. Hingga akhirnya Qory dinyatakan menderita autoimun.
"Ketika orang tua saya minta saya berhenti (atlet), lalu saya lebih banyak kegiatan di entertainment, yang dimana lifestyle saya berubah. Tidur itu jadi pagi, kegiatan dari malem sampe pagi, makanan juga, kurang olahraga, lingkungan, di tambah lagi saya memiliki gen Ibu dan kakak perempuan saya memiliki autoimun," ungkapnya.
Mengetahui kondisi tubuhnya yang tidak baik, wanita kelahiran 17 Agustus 1991 itu langsung melakukan pemeriksaan ke rumah sakit. Dari situlah Qory baru mengetahui dari hasil cek analasia di laboratorium, yang menyatakan bahwa dia memiliki thalasemia resection, pengentalan darah, kekurangan protein, hingga kekurangan vitamin D3.
"Sebelumnya di analisa penyebabnya pas di cek di lab ada thaasemia resection, pengentalan darah, kekurangan protein, yang paling terpenting kekurangan vitamin D3," akunya.
Lalu, kata Qory, kondisi yang kian memburuk itu bahkan membuat dirinya koma selama tiga hingga empat hari. Bukan hanya itu saja, berat badannya juga turun drastis dalam waktu seminggu yang mencapai 10 kilogram.
"Pertama kali saya kena itu sempat koma tiga sampai empat hari. Pas saya bangun pun bertanya-tanya kenapa gak bisa makan, kenapa berat badan saya turun drastis 10 kg dalam waktu satu minggu," ungkapnya.
Berjuang selama 13 tahun dengan autoimun, Qory menjelaskan bahwa dia baru divonis mengidap autoimun setelah tujuh tahun dokter melakukan analisa. Banyak dokter yang sempat menduga bahwa Qory hanya menderita typus hingga darah rendah.
Namun hingga akhirnya dia divonis menderita autoimun dan harus hidup dengan obat-obatan serta vitamin pendukung. Qory mengatakan autoimunnya sempat membaik namun pandemi Covid-19 membuat kondisinya kembali memburuk.
Qory sempat terpapar Covdi-19 pada pertengahan 2021 dan membuat kondisi tubuhnya kembali memburuk. Mulanya dia hanya butuh fase penyembuhan untuk tiga organ tubuhnya saja, tetapi setelah terpapar Covid-19 organ tubuh yang harus disembuhkan mencapai enam organ.
"Gara-gara Covid-19 akhirnya saya kena 6 organ lagi, terus autoimunnya jadi gak bagus lagi," ucapnya.
Kini Qory Sandiorvia masih hidup berdampingan dengan mengkonsumsi vitamin demi mengembalikan lagi kesehatannya.