Terungkap! Rahasia Israel 'Menang' Lawan COVID-19: Vaksinasi Massal hingga Jaringan Data Digital

| 21 Apr 2021 16:33
Terungkap! Rahasia Israel 'Menang' Lawan COVID-19: Vaksinasi Massal hingga Jaringan Data Digital
Seseorang mendapat suntikan vaksin Covid-19 di Israel. (Foto: Health Affairs)

ERA.id - Potret pandemi Covid-19 di Israel beberapa pekan terakhir terasa makin surreal. Pantai di kota Tel Aviv, Israel, dihiasi kumpulan orang yang bercakap tanpa mengenakan masker. Sebuah stadion diisi 500 orang - semuanya telah divaksin - yang tampak sumringah melihat penampilan musisi Dikla, penyanyi tenar asal Irak/Mesir.

Selama beberapa pekan terakhir, seperti diberitakan New York Times, kasus infeksi Covid-19 turun drastis dari angka 10.000 per hari di bulan Januari menjadi ratusan kasus saja pada penghujung Maret. Ekonomi negara Timur Tengah ini pun hampir sepenuhnya kembali normal.

Warga Israel

Semua itu menggambarkan betapa suksesnya Israel menangani wabah virus corona yang telah merenggut 3,01 juta nyawa di dunia. Israel dianggap menjadi laboratorium efikasi vaksin Covid-19 - terutama vaksin Pfizer/BioNTech - dan menjadi contoh akan betapa pentingnya layanan kesehatan berbasis komunitas secara universal.

Vaksinasi Gesit

Israel saat ini memimpin dunia dalam hal akses warga terhadap vaksin Covid-19. Seperti diperlihatkan basis data koran New York Times, (21/4/2021), Israel, negara dengan total populasi 9,05 juta jiwa, telah memvaksin secara penuh 56 persen warganya.

Bagaimana pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bisa melakukan hal tersebut?

Tanpa masker

Menurut situs Health Affairs, ada beberapa faktor kunci dalam kesuksesan vaksinasi di Israel.

1. Deal dengan Pfizer dan Moderna

Pertama, kampanye vaksinasi Israel didasari oleh langkah agresif pemerintahan Netanyahu dalam mendapatkan vaksin dalam jumlah memadai. Dengan cepat, mereka membuat kesepakatan dengan pabrikan vaksin Pfizer/BioNTech dan Moderna terkait suplai vaksin corona. Israel bahkan berkenan membayar 30 dolar AS untuk setiap dosis vaksin, alias hampir dua kali lipat harga pasaran.

Israel juga bersedia menjadi 'laboratorium' bagi vaksin Pfizer. Pemerintah setempat mengirimkan data warga - mencakup umur, jenis kelamin, dan catatan medis - kepada perusahaan AS itu, dan juga pada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekaligus catatan soal ada tidaknya efek samping yang dialami resipien. Meski, tak bisa dipungkiri, praktik semacam ini memunculkan kekhawatiran terkait data pribadi tiap warga.

Vaksin Covid-19 Pfizer

2. Layanan Kesehatan Universal

Ketersediaan stok vaksin Covid-19 baru permulaan. Yang lebih krusial, dan tidak terlalu kasat mata, adalah infrastruktur sistem kesehatan masyarakat Israel, 'lokomotif' utama yang membuat program vaksinasi di negara itu begitu maju.

Berdasarkan laporan Health Affairs, sistem Asuransi Kesehatan Nasional di Israel memberikan pada setiap warga paket asuransi yang seragam. Program ini dijalankan oleh 4 pendanaan non-profit yang wajib menerima warga yang berkebutuhan.

"Sistem ini didanai lewat pajak kesehatan individu," sebut situs tersebut.

Keempat pengelola layanan kesehatan itu membentuk infrastuktur yang sangat dibutuhkan Israel dalam memuluskan program. Layanannya berbasis komunitas dan dibuat mudah diakses oleh warga. Tak heran, dalam program vaksinasi, Israel bisa mendirikan 230 pusat vaksinasi di seluruh negeri, beberapa di antaranya beroperasi 24 jam nonstop sepanjang minggu.

3. Simpul Logistik

Infrastruktur kesehatan di Israel juga sangat siap mengelola vaksin mRNA buatan Pfizer atau Moderna yang perlu disimpan di suhu negatif 70 derajat Celsius.

Lebih-lebih, untuk menghindari stok vaksin terbuang, mereka membongkar paket pabrikan - yang satu paketnya berisi 195 ampul vaksin - menjadi paket-paket kecil berisi 10, 15 atau 50 ampul. Paket kecil ini dianggap lebih mudah dikelola oleh pusat-pusat vaksinasi skala kecil.

Ambulans di Israel

4. Jaringan Data Digital Nasional

Tak kalah penting lagi adalah jaringan data digital nasional yang berisi seluruh catatan medis pasien. Di situ bisa ditemukan riwayat perawatan, obat yang diresepkan, dan vaksin apa yang pernah diterima seorang warga.

Basis data semacam ini membuat otoritas mampu melihat mana populasi yang paling rentan, lalu mendorong kelompok tersebut untuk segera divaksin.

5. Kepercayaan Publik

Terakhir, partisipasi publik Israel menjadi faktor X lainnya dalam kesuksesan program vaksinasi Israel. Tata kelola kesehatan di Israel umumnya disukai publik, mendapat tingkat kepercayaan hingga 90 persen. Metode kesehatan preventif pun berjalan baik, dengan program vaksin flu, campak, polio, dan penyakit infeksius lainnya bisa berjalan dengan memuaskan.

Rekomendasi