ERA.id - Badai tropis Nalgae menghantam Filipina, Sabtu (29/10/2022). Badai yang diawali banjir bandang dan tanah longsor itu menyebabkan puluhan orang tewas.
Melansir SCMP, badai tropis Nalgae menewaskan sedikitnya 45 orang dan melukai 33 orang di Filipina. Dilaporkan 14 orang lainnya belum ditemukan setelah badai menghantam pulau utama negara kepulauan Luzon dengan kecepatan angin mencapai 95km per jam setelah mendarat di pulau Catanduanes yang jarang penduduk.
Kehancuran dimulai dengan hujan lebat yang membasahi sebagian besar daerah pedesaan di pulau Mindanao, Kamis (27/10/2022). Keadaan itu diperburuk dengan adanya tanah longsor dan banjir keesokan harinya.
Regu penyelamat pun langsung dikerahkan untuk mengevakuasi para korban dan warga yang terjebak. Mereka juga fokus di desa Kusiong, rumah bagi antara 80 dan 100 orang yang terkubur akibat tanah longsor dari gunung gundul.
"Kemarin kami fokus pada penyelamatan dan menemukan 11 mayat," kata kepala pertahanan sipil regional Naguib Sinarimbo, dikutip SCMP, Sabtu (29/10/2022).
"Hari ini kami melanjutkan pekerjaan kami, tetapi ini sudah merupakan operasi pencarian karena desa telah terkubur di bawah batu dan lumpur selama lebih dari sehari," tambahnya.
Dinas cuaca negara bagian mengatakan badai Nalgae melewati pulau kecil Marinduque pada pertengahan pagi dan dapat menghantam Manila, ibukota Filipina yang berpenduduk lebih dari 13 juta orang.
"Berdasarkan proyeksi kami, yang ini sangat kuat, jadi kami benar-benar siap untuk itu," kata direktur pertahanan sipil nasional Rafaelito Alejandro.
Lalu, kata Alejandro, saat ini terdapat 5.000 tim penyelamat telah bersiaga. Ia juga mendesak warga yang berada di jalur badai untuk tetap berada di dalam rumah sebelum badai keluar ke Laut Cina Selatan pada Minggu pagi.
"Jika tidak perlu atau penting, sebaiknya kita hindari keluar hari ini karena berbahaya dan bisa membahayakan," ucapnya.
Atas kejadian ini lebih dari 7.000 orang dievakuasi. Lebih dari 100 penerbangan dari dan menuju Filipina pun ditangguhkan. Sementara hampir 7.500 penumpang, pengemudi, dan pembantu kargo dan 107 kapal terdampar di pelabuhan.
Diketahui Filipina dilanda rata-rata 20 badai besar setiap tahun yang menewaskan ratusan orang. Pada bulan Desember, topan Rai kategori 5 menghancurkan provinsi-provinsi tengah, menyebabkan 407 orang tewas dan lebih dari 1.100 orang terluka.