ERA.id - Warga East Palestine, Ohio mengecam pemerintah Amerika Serikat (AS) setelah insiden tergelincirnya kereta barang Norfolk Southern yang membawa muatan beracun dan mengontaminasi sungai mereka.
Norfolk Southern sendiri telah memberikan bantuan senilai USD8 juta ke warga setempat termasuk bantuan langsung tunai sebesar USD1.000 kepada tiap penduduk. Namun, warga mengatakan itu tidak cukup.
Pemerintah AS sempat memberi perintah evakuasi hingga 8 Februari lalu, tetapi banyak warga setempat mengatakan sungai mereka masih terkontaminasi zat beracun. Hal tersebut membuat mereka ruam-ruam, sakit tenggorokan, dan masalah kesehatan lainnya setelah mereka kembali ke rumah.
"Dokter bilang ada bahan kimia dalam tubuh saya, tapi tidak ada satu pun di kota ini yang menjalankan tes toksikologi," ujar Wade Lovett, seorang warga setempat dengan suara sangat melengking seperti dilansir dari Sputnik, Minggu (26/2/2023).
"Suara saya sekarang terdengar seperti Mickey Mouse. Suara normal saya rendah. Saya sulit bernapas, terutama di malam hari. Dada saya sangat sakit di malam hari sampai saya merasa seperti tenggelam. Saya sering batuk berdahak. Saya kehilangan pekerjaan karena dokter tidak mengizinkan saya pergi bekerja," lanjutnya.
Presiden AS Joe Biden baru-baru ini memerintahkan pejabat untuk melakukan kunjungan dari rumah ke rumah. Namun, warga setempat tetap tidak puas dengan cara pemerintah AS menangani masalah ini.
Mereka juga mempertanyakan keputusan Norfolk Southern untuk membakar bahan kimia melalui "ledakan terkendali" apakah sebuah keputusan yang benar atau hanya yang termurah.
Gugatan yang diajukan atas nama warga East Palestine menyatakan bahwa Norfolk Southern bertindak nakal dengan keputusannya untuk meledakkan gerbong kereta tiga hari setelah tergelincir dan mengakibatkan keracunan kota dan wilayah terdekat.
Menurut gugatan tersebut, ada sekitar 500 ribu kilogram vinil klorida beracun tumpah dan dibakar sehingga mencemari tanah dan sumber air.