ERA.id - Israel melancarkan serangan ke Libanon selatan pada Jumat pagi (7/4/2023) dan terus membom Jalur Gaza, menandai peningkatan konflik di wilayah tersebut menyusul kekerasan minggu ini di tempat suci paling sensitif di Yerusalem.
Serangan itu terjadi sehari setelah gerilyawan menembakkan hampir tiga lusin roket dari sana ke Israel, melukai dua orang dan menyebabkan beberapa kerusakan properti. Militer Israel mengatakan pihaknya menargetkan instalasi Hamas, kelompok militan Palestina, di Libanon selatan.
Dilansir dari AP News, beberapa rudal yang ditembakkan oleh pesawat tempur Israel menghantam lapangan terbuka di kota Qalili dekat kamp pengungsi Palestina, sementara yang lain menghantam jembatan dan trafo listrik di dekatnya. Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.
Sebelumnya, kekerasan sempat meletus di Yerusalem sebelum salat Subuh hari ini akibat polisi Israel yang membubarkan secara paksa kerumunan jamaah yang meneriakkan pujian untuk Hamas.
Video dari tempat kejadian menunjukkan polisi memukuli sekelompok besar pria Palestina dengan tongkat sampai mereka terhuyung dan berjatuhan.
Kepala pasukan penjaga perdamaian PBB di Libanon, Mayor Jenderal Aroldo Lázaro, mengatakan dia melakukan kontak dengan otoritas Israel dan Libanon pada Jumat pagi. Ia mengatakan bahwa kedua belah pihak tidak menginginkan perang.
Sementara itu, serangan udara Israel di Gaza dilanjutkan Jumat pagi, setelah gerilyawan menembakkan lebih banyak roket dari wilayah yang diblokade, memicu sirene serangan udara di kota pesisir Ashkelon, Israel.
Ketegangan ini berawal dari kekerasan pada Rabu lalu (5/4/2023), ketika polisi Israel dua kali menggerebek Masjid Al-Aqsa, menembakkan granat kejut dan peluru karet untuk mengusir jamaah yang mengunci pintu gedung.
Sementara itu, warga Palestina bertahan dengan melemparkan batu dan kembang api ke arah petugas. Setelah beberapa jam perkelahian, polisi berhasil menyeret semua orang keluar dari kompleks. Mereka memukuli warga Palestina yang sedang beribadah dan menangkap lebih dari 400 orang.
Kejadian itu memantik serangan roket dari Gaza pada Kamis (6/4/2023) hingga rentetan roket dari Libanon ke arah Israel.