ERA.id - Militer China mengatakan pada Sabtu pagi (8/4/2023) bahwa mereka akan mengadakan latihan militer selama tiga hari di Selat Taiwan dan di sekitar Taiwan.
Pengumuman itu muncul setelah Presiden Taiwan Tsai Ing-wen bertemu dengan Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Kevin McCarthy dan 17 politisi Amerika lainnya saat kunjungannya ke New York, Los Angeles, dan California.
Tentara Pembebasan Rakyat mengatakan akan melakukan latihan "sesuai rencana" di daerah tersebut dan akan melakukan latihan tambahan dengan nama sandi "Joint Sharp Sword" seperti dilansir dari CNA. Pernyataan itu mengatakan latihan akan berlangsung hingga Senin.
Latihan militer rencananya diadakan di lepas pantai Fuzhou, Fujian hingga barat laut Taiwan dan akan berlanjut hingga beberapa minggu mendatang, dijadwalkan pada 11, 13, 15, 17, dan 20 April.
Ini adalah kedua kalinya dalam waktu kurang dari setahun seorang ketua DPR AS bertemu dengan Tsai, menyebabkan meningkatnya ketegangan antara AS, Taiwan, dan China.
Agustus tahun lalu, Tsai bertemu dengan pendahulu McCarthy, Nancy Pelosi, ketika ia melakukan perjalanan ke Taipei. China mengutuk pertemuan itu dan mengadakan latihan militer serupa di sekitar pulau itu.
Sebelum latihan diumumkan, baik China maupun AS telah mengirim kapal perang ke daerah tersebut pasca pertemuan Tsai dan McCarthy. Hubungan AS dan China juga memburuk karena sengketa jalur laut di Laut China Selatan dan dugaan pengawasan oleh kedua belah pihak.
Seperti diketahui, China menganggap Taiwan termasuk dalam bagiannya, sedangkan Taiwan memposisikan diri sebagai negara berdaulat.
Adapun AS secara resmi tidak mengakui Republik Tiongkok (Taiwan) dan mendukung kebijakan “Satu Tiongkok”. Namun, AS bersikeras bahwa penyatuan harus dilakukan melalui cara damai. Meskipun tidak punya hubungan formal dengan Taiwan, AS telah memberinya bantuan militer untuk menangkis potensi invasi oleh China.