ERA.id - Presiden AS Joe Biden meminta anggota parlemen dari Partai Republik di Kongres untuk menyetujui langkah-langkah reformasi senjata, menyusul serangkaian penembakan di seluruh negeri ketika Amerika Serikat merayakan Hari Kemerdekaan pada 4 Juli.
Selama beberapa hari terakhir, AS menghadapi gelombang penembakan mulai dari Philadelphia ke Fort Worth, Baltimore ke Lansing, dan Wichita ke Chicago.
"Hari ini, Jill dan saya berduka bagi mereka yang kehilangan nyawa dan, saat bangsa kita merayakan Hari Kemerdekaan, kita berdoa untuk hari ketika masyarakat kita bebas dari kekerasan senjata," kata Biden dalam sebuah pernyataan, Selasa (4/7) dikutip dari Antara.
“Hari ini juga menandai satu tahun sejak penembak bersenjatakan senjata gaya AR-15 menembaki kerumunan warga Amerika yang berkumpul untuk parade Hari Kemerdekaan di Highland Park, Illinois. Dalam beberapa saat, hari kebanggaan patriotik ini menjadi tempat penderitaan dan tragedi,” ujar dia.
Biden memuji otoritas Illinois yang telah melarang penggunaan senjata serbu dengan mengatakan bahwa "pencapaian mereka akan menyelamatkan nyawa."
Menurut dia, lebih banyak yang harus dilakukan di seluruh Amerika untuk mengatasi epidemi kekerasan bersenjata.
“Adalah dalam kekuasaan kias untuk sekali lagi melarang senjata serbu dan magasin berkapasitas tinggi, untuk meminta penyimpanan senjata yang aman, untuk mengakhiri kekebalan produsen senjata dari tanggung jawab, dan untuk memberlakukan pemeriksaan latar belakang universal,” kata Biden.
“Saya mendesak negara bagian lain untuk mengikuti jejak Illinois, dan terus menyerukan kepada anggota parlemen Republik di Kongres untuk membahas reformasi yang masuk akal dan bermakna yang didukung rakyat Amerika,” tutur dia, menambahkan.
Penembakan massal di AS mencapai rekor tertinggi pada paruh pertama tahun ini, dengan lebih dari 330 penembakan massal tercatat, menurut data yang dikumpulkan oleh Gun Violence Archive.