ERA.id - Program Pangan Dunia (WFP) mendesak kelanjutan pasokan kemanusiaan dalam skala yang sesuai dengan kebutuhan. WFP menyebut bantuan 20 truk sehari tidak cukup memenuhi kebutuhan warga Palestina yang membutuhkan.
Samer Abdel Jaber, direktur WFP untuk Palestina, menyatakan bahwa konvoi kemanusiaan telah “bermunculan” ke Gaza sejak 21 Oktober, dan mengatakan bahwa skala dan frekuensinya “tidak cukup untuk meringankan penderitaan rakyat.”
“Kami menyerukan perlindungan warga sipil dan layanan penting, Tempat-tempat yang menyediakan layanan kemanusiaan dasar seperti perawatan medis, makanan, dan air harus dilindungi,” kata Samer Abdel Jaber, dikutip Anadolu, Jumat (27/10/2023).
Mengenai kekurangan bahan bakar, ia memperingatkan bahwa tanpa bahan bakar “tidak akan ada rumah sakit yang beroperasi, tidak ada toko roti yang membuat roti, dan tidak ada persediaan air.”
WFP telah membawa sembilan truk bantuan pangan hari ini, terutama makanan kaleng dengan tepung dan kebutuhan pokok lainnya, dan menekankan bahwa bantuan tersebut tidak memenuhi bahkan 2 persen dari kebutuhan makanan.
Konflik di Gaza dimulai ketika kelompok Palestina Hamas memulai ‘Operasi Badai Al-Aqsa’, sebuah serangan mendadak multi-cabang pada 7 Oktober yang mencakup serangkaian peluncuran roket dan infiltrasi ke Israel melalui darat, laut, dan udara.
Hamas mengatakan serangan itu merupakan pembalasan atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa dan meningkatnya kekerasan yang dilakukan pemukim Israel terhadap warga Palestina.
Militer Israel kemudian melancarkan pemboman tanpa henti terhadap sasaran Hamas di Jalur Gaza. Israel juga melakukan blokade dengan memutus aliran listrik, air, pasokan bahan makanan, hingga obat-obatan termasuk bahan bakar.
Hampir 8.500 orang tewas dalam konflik tersebut, termasuk sedikitnya 7.028 warga Palestina dan 1.400 warga Israel.