ERA.id - Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki pada Rabu (8/11) mendesak Badan Energi Atom Internasional (IAEA) agar mengambil tindakan guna menetralisir ancaman Israel untuk menggunakan senjata nuklir di Gaza.
Al-Maliki mengirim pesan kepada Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi terkait pernyataan seorang menteri sayap kanan Israel, Amichai Eliyahu, yang mengatakan bahwa pemerintah Israel sedang mempertimbangkan kemungkinan menjatuhkan bom nuklir di Jalur Gaza guna memerangi kelompok Hamas Palestina.
Menggambarkan pernyataan Eliyahu sebagai salah satu bocoran gagasan dari pertemuan Kabinet Israel untuk menghancurkan Gaza dan melakukan genosida terhadap rakyat Palestina, Al-Maliki mengatakan bahwa pernyataan itu sepenuhnya sejalan dengan wacana yang tersebar luas di Israel.
“Ini dianggap sebagai pengakuan resmi atas kepemilikan senjata nuklir dan senjata pemusnah massal Israel. Kekuatan pendudukan telah mengembangkan senjata nuklir melalui cara-cara ilegal dan telah menolak untuk bergabung dengan Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir,” kata Al-Maliki, dikutip Antara.
Dia menyebut bahwa ancaman penggunaan senjata nuklir di Gaza bertujuan untuk meningkatkan konflik dan memperluas pendudukan.
Al-Maliki mengatakan ancaman menteri Israel merupakan ancaman bagi semua negara. Karena itu, IAEA serta negara-negara anggotanya harus segera memberikan perhatian terhadap masalah ini.
Dia menyerukan kecaman internasional atas pernyataan Eliyahu dan implementasi semua tindakan yang diperlukan untuk menetralisasi ancaman nyata terhadap kehidupan warga Palestina dan negara-negara tetangga.
Setelah pernyataan Eliyahu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menskors dia dari rapat kabinet sampai waktu yang tidak ditentukan.
Mantan Perdana Menteri Israel Yair Lapid telah meminta Netanyahu untuk memecat Eliyahu.
Setelah mendapat reaksi atas pernyataannya, Eliyahu menarik kembali pernyataannya dengan mengatakan bahwa pernyataannya tentang bom nuklir adalah sebuah metafora.