Siaga Serangan Mendadak Korea Utara, Seoul Gelar Latihan Militer Diikuti Lebih dari 1.000 Personel Gabungan

| 27 Dec 2023 17:45
Siaga Serangan Mendadak Korea Utara, Seoul Gelar Latihan Militer Diikuti Lebih dari 1.000 Personel Gabungan
Militer Korea Selatan (Dok: Istimewa)

ERA.id - Korea Selatan menggelar latihan militer untuk mengantisipasi serangan mendadak KoreAa Utara. Latihan yang jadang dilakukan itu diikuti oleh lebih dari 1.000 personel militer, polisi dan darirat Korea Selatan.

Latihan tersebut dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan setelah Korea Utara menguji coba rudal balistik antarbenua dan meluncurkan satelit mata-mata militer pertamanya. Selain itu, negara-negara tetangga pada bulan lalu menerapkan kembali beberapa tindakan militer yang dilonggarkan setelah perjanjian tahun 2018.

“Ada pelajaran besar bagi kami ketika sistem pertahanan canggih kelas dunia Israel tak berdaya di bawah serangan mendadak Hamas yang dipersenjatai dengan artileri konvensional dan peralatan primitif,” kata Oh Se-hoon, walikota Seoul, dikutip Reuters, Rabu (27/12/2023).

Dia mengatakan serangan lintas batas yang dilakukan kelompok militan tersebut pada 7 Oktober melalui kota-kota di Israel, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang pada saat itu, menunjukkan bahwa kemampuan militer yang unggul tidak berarti banyak jika musuh berhasil melakukan serangan mendadak.

Latihan yang digelar hari Rabu (27/12/2023) ini menyimulasikan serangan terhadap fasilitas pasokan air utama, stasiun jaringan telepon, dan koridor kabel listrik dan komunikasi bawah tanah.

"Jarak Seoul yang hanya 38 km dari perbatasan militer dengan Korea Utara membuatnya sangat rentan terhadap serangan kapan saja," tambah Oh.

Pusat pemerintahan, bisnis dan keuangan yang padat penduduk ini merupakan rumah bagi 9,4 juta orang, dengan tambahan 1,4 juta orang yang bekerja dan bersekolah di sana setiap hari.

Oh mengambil sikap garis keras terhadap Korea Utara, dengan alasan bahwa Korea Selatan harus memiliki senjata nuklirnya sendiri sebagai satu-satunya cara untuk menetralisir ancaman dari Pyongyang.

Namun, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol telah mengesampingkan kepemilikan senjata nuklir, dan menjadikannya sebagai prioritas untuk memperkuat aliansi militer dengan Amerika Serikat dan memulihkan hubungan keamanan dengan Jepang.

Latihan tersebut dilakukan pada hari Korea Selatan menjatuhkan sanksi baru terhadap delapan warga Korea Utara yang terkait dengan program nuklir dan rudal.

Kedua negara bertetangga ini bentrok di laut dan salah satu pulau di Korea Selatan dibom oleh Korea Utara, menewaskan banyak orang di kedua belah pihak. Namun belum ada serangan langsung terhadap Seoul sejak berakhirnya Perang Korea pada tahun 1953.

Uji coba rudal balistik terbaru Korea Utara pada bulan ini menyusul keberhasilan peluncuran satelit mata-mata militer pertamanya pada bulan November, sementara revisi konstitusi pada bulan September menetapkan penggunaan senjata nuklir sebagai kebijakan pertahanan nasional.

Rekomendasi