Israel Digugat ke Mahkamah Internasional, Palestina Harap ICJ Dapat Hentikan Genosida di Gaza

| 15 Jan 2024 20:30
Israel Digugat ke Mahkamah Internasional, Palestina Harap ICJ Dapat Hentikan Genosida di Gaza
Dengar pendapat publik mengenai kasus genosida Afrika Selatan terhadap Israel dimulai di ICJ di Den Haag, Belanda pada 11 Januari 2024. ANTARA/Dursun Aydemir -Anadolu Agency

ERA.id - Palestina berharap Mahkamah Internasional (ICJ) dapat menjatuhkan hukuman atas genosida Israel dan menghentikan serangan brutal mereka di Jalur Gaza yang sudah mencapai hari ke-100 dan menewaskan nyaris 24 ribu orang. 

Israel meluncurkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza sebagai pembalasan atas serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023.

Sebanyak 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah keterbatasan pangan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut rusak parah menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Afrika Selatan lalu mengajukan gugatan terhadap Israel atas genosida warga Palestina pada 29 Desember 2023 lalu. Sidang dimulai pada Kamis (11/1/2024) di ICJ di Den Haag, Belanda.

Israel menyangkal tuduhan tersebut dengan alasan bahwa serangan di Jalur Gaza tersebut merupakan bentuk "pembelaan diri".

Serangan Israel telah menghancurkan 69.300 unit rumah dan menghancurkan 290 ribu lainnya, menurut kantor media pemerintah Gaza dikutip dari Anadolu.

Data yang dikeluarkan kantor itu menunjukkan 121 ambulans diserang. Sebanyak 30 rumah sakit, 150 institusi pelayanan kesehatan, dan 53 pusat pelayanan kesehatan terpaksa tutup akibat serangan Israel.

Tak hanya itu, 95 sekolah dilaporkan hancur, 295 sekolah rusak, 145 masjid dihancurkan, dan 243 lainnya rusak sebagian oleh serangan gencar Israel.

Kantor pemerintah juga menyebutkan ada tiga gereja di Gaza yang rusak parah, sementara 200 situs arkeologi hancur.

"Sekitar satu juta penduduk tiba di Kota Rafah di Gaza selatan sejak meletusnya perang oleh Israel," kata Wali Kota Gaza Ahmed al-Soufi.

"Otoritas kota tidak lagi dapat mengendalikan semua layanan dasar di kota, terutama membersihkan sampah di tengah tingginya jumlah pengungsi," lanjutnya.

Situasi serupa dilaporkan terjadi di kota-kota di Jalur Gaza tengah dan selatan di tengah kekurangan bahan bakar. Keadaan itu menyebabkan timbulnya penyakit di kalangan warga setempat, terutama anak-anak.

Pekan lalu, UNICEF memberi peringatan bahwa lebih dari 1,1 juta anak-anak terancam akibat konflik yang semakin intensif, kekurangan gizi, dan penyakit di Jalur Gaza.

Sejak 7 Oktober 2023, Israel telah menutup semua perbatasan di Gaza, sementara perbatasan Rafah antara wilayah Palestina dan Mesir hanya dibuka sebagian untuk masuknya bantuan secara terbatas sebanyak 200 truk setiap hari.

Rekomendasi