Korea Utara Diduga Retas Email Pribadi Ajudan Presiden Korsel

| 14 Feb 2024 16:20
Korea Utara Diduga Retas Email Pribadi Ajudan Presiden Korsel
Korea Utara diduga retas email pribadi ajudan Presiden Korsel (Dok: instagram/theroyalfamily)

ERA.id - Email pribadi seorang ajudan kepresidenan Korea Selatan diduga diretas oleh Korea Utara. Peretasan itu terjadi menjelang kunjungan Presiden Yoon Suk Yeol ke Inggris dan Prancis pada November lalu.

Kantor kepresidenan Korea Selatan mengatakan peretasan itu terdeteksi sebelum Yoon memulai perjalanannya ke Inggris dan Prancis. Peretasan itu diakibatkan oleh seorang staf yang menggunakan email pribadi mereka untuk bekerja.

“Pelanggaran peraturan keamanan yang diakibatkan oleh seorang staf yang menggunakan email pribadi mereka untuk bekerja adalah penyebabnya, dan langkah-langkah penguatan keamanan diambil untuk mencegah terulangnya hal serupa, termasuk peningkatan kesadaran keamanan,” kata kantor tersebut, dikutip Yonhap News, Rabu (14/2/2024).

Seorang pejabat senior kepresidenan mengatakan peretasan tersebut diduga dilakukan oleh Korea Utara, dan beberapa outlet berita melaporkan bahwa informasi yang diretas tersebut berisi bagian dari rencana perjalanan Yoon dan ucapannya untuk kunjungan kenegaraan ke Inggris.

Pejabat tinggi mengatakan insiden terbaru ini merupakan pelanggaran peraturan keamanan yang diakibatkan oleh kecerobohan staf dalam menggunakan akun email pribadi mereka untuk bekerja.

Kantor kepresidenan mengatakan serangan peretasan eksternal adalah kejadian biasa dan terus dipantau.

Pyongyang dikenakan sanksi internasional yang ekstrem, dan para peretas siber berusaha mencuri sejumlah besar uang, seringkali dalam bentuk mata uang kripto, untuk mendanai rezim tersebut dan program senjata nuklirnya.

Diperkirakan telah mencuri sebanyak 3 miliar USD sejak 2016. Korea Utara juga diduga melakukan peretasan dengan tujuan mencuri rahasia negara, termasuk rincian teknologi senjata canggih.

Diketahui Presiden Yoon mengunjungi London untuk kunjungan kenegaraan tiga hari pada bulan November, di mana ia bertemu dengan Raja Charles dan Ratu Camilla, serta Perdana Menteri Rishi Sunak.

Pemerintah Korea Selatan mengatakan bahwa insiden tersebut telah terdeteksi sebelum kunjungan Presiden dimulai, dan tindakan yang diperlukan telah diambil untuk mengatasinya.

Ia menambahkan bahwa pihaknya telah mengambil langkah-langkah untuk memperkuat keamanannya, termasuk meningkatkan kesadaran di antara timnya, untuk mencegah kejadian serupa terjadi lagi.

Rekomendasi