ERA.id - Para profesor di fakultas kedokteran Universitas Nasional Seoul (SNU) mengancam akan mengajukan pengunduran diri massal mulai Senin (18/3/2024) jika pemerintah tidak mencari terobosan atas pemogokan dokter magang yang berkepanjangan.
“(Kami) memutuskan untuk mengajukan pengunduran diri secara sukarela mulai Senin depan jika pemerintah tidak mencapai resolusi yang tulus dan masuk akal mengenai situasi ini,” kata Ketua Komite Darurat Dewan Profesor Bang Jae-sung, dikutip dari Yonhap, Selasa (12/3/2024).
Keputusan tersebut diumumkan oleh dewan guru besar kedokteran SNU setelah melakukan pertemuan secara daring dengan para profesor di tiga rumah sakit SNU yang diikuti oleh 430 dari total 1.475 profesor.
“Semua profesor kedokteran yang berpartisipasi telah menyetujui untuk mengajukan pengunduran diri,” ucap Bang.
Hingga kini, tercatat hampir 12.000 dokter magang dan dokter residen mogok kerja selama tiga minggu sebagai protes terhadap rencana pemerintah untuk menaikkan kuota pendaftaran kuliah kedokteran sebanyak 2.000 kursi.
Kendati demikian, para profesor tersebut diharapkan tetap bertugas menangani pasien darurat atau pasien serius selama pengunduran diri mereka tidak dikabulkan.
Jika tindakan kolektif para profesor kedokteran SNU terwujud, kemungkinan besar layanan kesehatan di seluruh negeri akan semakin lumpuh.
Dua fakultas kedokteran lainnya, yaitu Universitas Sungkyunkwan dan Universitas Katolik Korea, juga dijadwalkan mengadakan pertemuan para profesor akhir pekan ini untuk membahas kemungkinan tindakan kolektif.
Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa pihaknya akan meninjau kembali penerbitan perintah bagi para profesor kedokteran untuk tetap bekerja dan menyerukan agar menahan diri demi nyawa pasien.
“Keputusan pengunduran diri para profesor SNU mengancam nyawa dan kesehatan pasien. Saya menyatakan keprihatinan yang serius,” kata Menteri Kesehatan Cho Kyoo-hong dalam pertemuan di Markas Besar Penanggulangan Bencana dan Keselamatan, Seoul, Korea Selatan.