ERA.id - Jerman dan Yordania memperingatkan Israel bahwa serangan darat di kota Rafah akan memperburuk kondisi kemanusiaan di selatan Jalur Gaza.
Raja Yordania Abdullah II mengadakan pembicaraan dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz di kota pelabuhan Laut Merah, Minggu (17/3/2024), untuk membahas perkembangan di Gaza, kata istana kerajaan dalam sebuah pernyataan.
Abdullah menggarisbawahi perlunya komunitas internasional "untuk segera bergerak guna mencapai gencatan senjata yang segera dan permanen di Jalur Gaza".
Dia menyerukan upaya ganda untuk melindungi warga sipil dan memberikan bantuan kemanusiaan yang memadai dengan segala caranya, tambah pernyataan itu dikutip dari Anadolu.
Kedua pemimpin juga memperingatkan bahwa serangan darat Israel di Rafah, tempat 1,4 juta warga Palestina mengungsi dari perang Israel yang sedang berlangsung, akan memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza.
Israel telah melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan hampir 1.200 orang.
Lebih dari 31.600 warga Palestina tewas di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Sementara 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah blokade yang melumpuhkan sebagian besar pasokan makanan, air bersih, dan obat-obatan. 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut juga telah rusak atau hancur, menurut PBB.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ). Keputusan sementara ICJ pada Januari memerintahkan Israel untuk menghentikan genosida dan mengambil langkah untuk menjamin bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.