Haboh Kaus Kaki Bertuliskan Allah di Supermarket Malaysia, Menteri Agama: Ini Sensitif

| 18 Mar 2024 22:30
Haboh Kaus Kaki Bertuliskan Allah di Supermarket Malaysia, Menteri Agama: Ini Sensitif
Kaus kaki Allah (Dok. istimewa)

ERA.id - Menteri Agama Malaysia Mohd Na’im Mokhtar menanggapi masalah yang belakangan membuat heboh masyarakat terkait kaus kaki bertuliskan 'Allah' di supermarket. Na'im mengatakan hal itu sangat sensitif dan sulit dimaafkan.

Kaus kaki bertuliskan “Allah” ditemukan dijual di beberapa gerai jaringan toko serba ada lokal KK Super Mart. Foto-foto barang yang melanggar tersebut menjadi viral secara online dan memicu reaksi balik dari netizen dan tokoh masyarakat terkemuka, bahkan ada yang menyerukan boikot KK Super Mart.

Insiden ini sangat sensitif karena terjadi selama bulan suci Ramadan.

“Kata ‘Allah’ sangat dihargai di mata umat Islam. Allah adalah pencipta kita dan tindakan menempatkan Allah di bawah kaki kita adalah sebuah penghinaan," kata Dr Na’im, dikutip Bernama, Senin (18/3/2024).

Lalu, kata Dr Na'im, polisi, Departemen Pembangunan Islam (Jakim), dan Kementerian Perdagangan dan Biaya Hidup Dalam Negeri akan menyelidiki masalah ini untuk mengidentifikasi penyebab dan pihak yang bertanggung jawab atas kontroversi tersebut.

Jakim juga diinstruksikan untuk memanggil perwakilan manajemen KK Super Mart untuk membantu penyelidikan.

“Berikan kepercayaan kepada pihak berwenang untuk melakukan penyelidikan dan menentukan penyebab sebenarnya,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Menteri Dalam Negeri Shamsul Anuar Nasarah mengatakan jika terbukti bersalah, pihak-pihak terkait dapat dihukum dengan denda hingga 20.000 ringgit (Rp66 juta) atau penjara hingga tiga tahun, atau keduanya.

Menanggapi kritik pedas tersebut, KK Super Mart meminta maaf atas kelalaiannya dalam postingan Facebook tanggal 13 Maret, yang mengonfirmasi bahwa mereka telah menghentikan penjualan aksesori yang menyinggung tersebut.

Pendiri K.K. Chai menindaklanjutinya dengan permintaan maaf lebih lanjut saat konferensi pers tiga hari kemudian.

“Saya dengan rendah hati meminta maaf kepada seluruh warga Malaysia, terutama mereka yang beragama Islam,” kata Dr Chai.

Dr Chai menjelaskan bahwa pengelolaan produk barang terkait dilakukan sepenuhnya oleh vendor melalui sistem penyewaan tempat, dan tanpa pengawasan dari karyawan KK Super Mart.

Lalu, kata Dr Chai, inspeksi di 800 cabangnya di seluruh Malaysia menemukan hanya tiga toko yang menjual kaus kaki tersebut, dengan 14 pasang kaus kaki bertuliskan "Allah".

Pemilik perusahaan vendor Xin Jian Chang juga hadir pada konferensi pers pada hari Sabtu untuk menyampaikan permintaan maafnya sendiri.

“Kaus kaki tersebut diimpor dari Tiongkok dan berada di antara karung berisi 1.200 pasang yang masing-masing memiliki desain berbeda, jadi saya mengabaikan dan tidak melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap setiap barangnya,” kata Soh Chin Huat.

“Kejadian tersebut membuka mata saya untuk lebih berhati-hati dalam mendatangkan produk dari luar negeri dan saya mohon maaf atas hal ini," tambahnya.

Penasihat hubungan korporat KK Mart, Haika Daniel, mengatakan tuduhan bahwa toko serba ada sengaja menjual kaus kaki untuk menghina umat Islam sama sekali tidak benar.

“Kami tahu bahwa nama Allah dekat di hati umat Islam di Tanah Air. Jadi, kami ingin tegaskan bahwa pihak perusahaan tidak sengaja membuat isu ini, ini sama sekali tidak benar,” ujarnya.

Hingga tanggal 18 Maret, polisi telah menerima 36 laporan tentang kaus kaki bertuliskan 'Allah' yang dijual di toko serba ada KK Mart, menurut Wakil Menteri Dalam Negeri Shamsul Anuar Nasarah, yang dikutip di Free Malaysia.

Lebih lanjut, Menteri Agama di Departemen Perdana Menteri mengambil pendekatan yang lebih hati-hati atas kasus tersebut. Meski mendesak agar tetap tenang, dia juga mencatat bahwa insiden tersebut “sulit untuk dimaafkan".

“Permintaan maaf sudah disampaikan namun tentunya kita berharap kedepannya KK Super Mart tidak menganggap enteng hal tersebut dan agar ada bagian audit yang memeriksa barang yang didatangkan dari luar negeri. Ini sangat sensitif. Umat Islam harus diberi ruang yang diperlukan (untuk memaafkan tindakan ini),” pungkas Dr Na’im.

Rekomendasi