Kapal Pembawa WNI Tenggelam di Jepang, KJRI: Delapan Meninggal, Dua Menghilang

| 21 Mar 2024 13:25
Kapal Pembawa WNI Tenggelam di Jepang, KJRI: Delapan Meninggal, Dua Menghilang
Kapal pembawa WNI tenggelam (freepik/wirestock)

ERA.id - Pemerintah Indonesia masih terus berkoordinasi dengan badan penjagaan pantai Jepang (JCBG) untuk mencari dua awak kapal (ABK) yang belum ditemukan usai tenggelam di perairan Shimonoseki di Jepang. 

"Koordinasi dijalankan oleh Konsulat Jenderal RI di Osaka untuk memperoleh informasi lebih lanjut menyangkut kejadian itu," kata Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha, dikutip Antara, Kamis (21/3/2024).

Dua ABK yang dinyatakan menghilang itu merupakan korban dari kapal berbendera Korea Selatan tenggelam di perairan Shimonoseki di Jepang pada Rabu (20/3/2024). Selain dua orang yang masih dinyatakan hilang, sembilan awak berhasil ditemukan.

Judha menyebutkan kapal yang bernama Keoyoung Sun itu membawa 11 awak yang terdiri atas delapan WNI, dua warga Korea Selatan, dan satu warga China.

“Sembilan awak telah ditemukan, dengan delapan di antaranya meninggal dunia,” ujar Judha.

Kesembilan awak kapal yang meninggal dunia belum diketahui identitasnya, sementara dua awak lainnya masih belum ditemukan. Judha mengatakan JCG masih terus melakukan pencarian intensif guna menemukan para korban.

“KJRI Osaka terus melakukan koordinasi dengan JCG dan pihak rumah sakit untuk proses pencarian dan identifikasi,” katanya.

Sementara itu, Kemlu berupaya menghubungi keluarga di Indonesia untuk menginformasikan musibah ini dan berkoordinasi dengan kementerian/lembaga terkait untuk memastikan hak-hak para WNI terlindungi.

Menurut laporan Kyodo News, kedelapan korban jiwa itu berada di antara sembilan orang yang coba diselamatkan para petugas. Satu orang, yang selamat disebutkan mengalami luka yang tidak mengancam nyawa.

Dalam laporan itu disebutkan kesembilan orang mengenakan pelampung. Pencarian terus dilakukan untuk menemukan dua awak yang masih hilang.

"Kapal yang tenggelam itu mengangkut 980 ton asam akrilat dan belum bisa dipastikan apakah terjadi kebocoran," kata kantor lokal badan keamanan pantai.

Menyusul insiden itu, badan pengamat cuaca setempat merilis peringatan soal angin kencang dan ombak tinggi.

Rekomendasi