ERA.id - China menjatuhkan sanksi terhadap sejumlah perusahaan pertahanan AS karena menjual senjatanya ke Taiwan. Sanksi itu juga diberikan kepada beberapa eksekutif AS atas 'paksaan ekonomi'.
Kementerian Luar Negeri China mengatakan tiga perusahaan pertahanan AS mendapat sanksi karena menjual senjatanya ke Taiwan. Sanksi itu diberikan pada hari pelantikan presiden baru Taiwan, Lai Ching-te.
"AS tanpa pandang bulu telah menerapkan sanksi yang melanggar hukum dan sepihak terhadap sejumlah entitas Tiongkok, sementara (AS) terus menjual senjata ke wilayah Taiwan,” kata Kementerian Luar Negeri Beijing dalam sebuah pernyataan, dikutip AFP, Rabu (22/5/2024).
Selain Taiwan, Beijing pada hari Rabu juga mengutip sanksi AS terhadap entitas Tiongkok karena “faktor yang disebut terkait dengan Rusia” dalam keputusannya untuk menerapkan “tindakan penanggulangan”.
Dalam pernyataan itu disebutkan penjualan senjata ke Taiwan melanggar prinsip satu China. AS juga dinilai mencampuri urusan dalam negeri China dan merusak kedaulatan integritas teritorial China.
"Penjualan senjata AS ke Taiwan secara serius (melanggar) prinsip satu China, secara serius (mencampuri) urusan dalam negeri China, dan secara serius (merusak) kedaulatan dan integritas teritorial Tiongkok," tegas pernyataan itu.
Kemarahan Beijing ini sudah meningkat sejak beberapa hari terakhir atas hubungan hangat AS dengan Taiwan, di mana Lai Ching-te dilantik sebagai presiden baru di pulau yang mempunyai pemerintahan sendiri itu.
Tiongkok mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan mencap Lai sebagai separatis berbahaya yang akan membawa perang dan kemunduran ke pulau tersebut.
Washington mengalihkan pengakuan diplomatik dari Taipei ke Beijing pada tahun 1979 namun tetap menjadi mitra terpenting dan pemasok senjata terbesar bagi Taiwan.