Kerabat Jamaah Haji yang Hilang Panik, Mulai Sebar Informasi di Facebook hingga Telusuri Rumah Sakit

| 20 Jun 2024 18:30
Kerabat Jamaah Haji yang Hilang Panik, Mulai Sebar Informasi di Facebook hingga Telusuri Rumah Sakit
Haji tewas (Antara)

ERA.id - Anggota keluarga dari jamaah haji yang hilang mulai mencari keberadaan mereka setelah kematian melonjak melewati angka 900 jiwa. Warga Mesir yang tewas bahkan meningkat menjadi 600 jiwa.

Sekitar 1,8 juta orang dari seluruh dunia, banyak yang berusia lanjut dan lemah, mengambil bagian dalam ibadah haji yang berlangsung selama berhari-hari. Sebagian besar di luar ruangan, yang diadakan tahun ini selama musim panas di Saudi.

Kerabatnya menjelajahi rumah sakit dan mencari berita secara online, khawatir akan hal terburuk setelah suhu mencapai 51,8 derajat Celsius di Mekkah, kota paling suci umat Islam, pada hari Senin.

Seorang diplomat Arab mengatakan bahwa kematian di antara warga Mesir saja telah melonjak menjadi setidaknya 600 orang, dari lebih dari 300 orang pada hari sebelumnya, sebagian besar disebabkan oleh panas ekstrem.

Angka tersebut menjadikan total korban tewas yang dilaporkan sejauh ini menjadi 922 orang, berdasarkan data yang dirilis oleh beberapa negara.

Mabrouka binti Salem Shushana dari Tunisia, berusia awal 70-an, telah hilang sejak puncak ibadah haji pada hari Sabtu di Gunung Arafat. Suaminya, Mohammed mengatakan bahwa istrinya tidak memiliki izin resmi haji sehingga tidak bisa mengakses fasilitas ber-AC.

"Karena dia tidak terdaftar dan tidak memiliki izin haji resmi, dia tidak dapat mengakses fasilitas ber-AC yang memungkinkan jamaah untuk mendinginkan diri," kata Mohammed, dikutip AFP, Kamis (20/6/2024).

"Dia seorang wanita tua. Dia lelah. Dia merasa kepanasan dan dia tidak punya tempat untuk tidur. Aku mencarinya di semua rumah sakit. Sampai saat ini aku belum tahu," sambungnya.

Selain Shushana, Ghada Mahmoud Ahmed Dawood, seorang peziarah Asal Mesir juga belum ditemukan sejak Sabtu (15/6). Keluarga Ghada bahkan membagikan foto di laman Facebook demi mencari keberadaannya.

"Saya menerima telepon dari putrinya di Mesir yang meminta saya untuk memasang postingan apa pun di Facebook yang dapat membantu melacak atau menemukannya," kata seorang teman keluarga yang tinggal di Arab Saudi.

"Kabar baiknya adalah sampai saat ini kami tidak menemukannya dalam daftar orang yang meninggal, sehingga memberi kami harapan dia masih hidup," sambungnya.

Selain di Mesir, korban jiwa juga telah dikonfirmasi di Yordania, Indonesia, Iran, Senegal, Tunisia, dan wilayah otonomi Kurdistan di Irak, meskipun dalam banyak kasus pihak berwenang belum merinci penyebabnya.

Diplomat Arab kedua mengatakan bahwa para pejabat Yordania sedang mencari 20 jamaah yang hilang, meskipun 80 lainnya yang awalnya dilaporkan hilang kini berada di rumah sakit.

Seorang diplomat Asia mengatakan ada sekitar 68 orang tewas dari India dan yang lainnya hilang.

"Ada yang (meninggal) karena sebab alamiah dan kita banyak jemaah usia lanjut. Dan ada juga yang karena kondisi cuaca, itu yang kita asumsikan," tuturnya.

Arab Saudi belum memberikan informasi mengenai korban jiwa, meskipun melaporkan lebih dari 2.700 kasus kelelahan akibat panas pada hari Minggu saja.

Tahun lalu lebih dari 200 jamaah dilaporkan meninggal, sebagian besar dari mereka berasal dari Indonesia.

Setiap tahunnya, puluhan ribu jamaah berusaha menunaikan ibadah haji melalui jalur yang tidak teratur karena mereka tidak mampu membayar izin resmi yang seringkali mahal. Hal ini menjadi lebih mudah sejak tahun 2019 ketika Arab Saudi memperkenalkan visa pariwisata umum.

Salah satu diplomat Arab mengatakan banyak warga Mesir yang tewas tidak terdaftar. Bahkan jamaah haji yang memiliki izin resmi pun bisa terkena dampaknya, termasuk Houria Ahmad Abdallah Sharif, jamaah asal Mesir berusia 70 tahun yang hilang sejak Sabtu.

Setelah salat di Gunung Arafat, dia mengatakan kepada temannya bahwa dia ingin pergi ke kamar mandi umum untuk membersihkan abayanya, tapi dia tidak pernah kembali.

"Kami telah mencarinya dari pintu ke pintu dan kami belum menemukannya sampai sekarang," kata teman tersebut, yang juga berbicara tanpa mau disebutkan namanya.

"Kami tahu banyak orang yang masih mencari anggota keluarga dan kerabatnya namun mereka tidak menemukannya, atau jika mereka menemukannya, mereka menemukan mereka sudah meninggal," tambah teman tersebut.

Rekomendasi