Jadi Negara Pertama di Dunia, Korea Selatan Gunakan Laser StarWars Demi Tembak Jatuh Drone Musuh

| 11 Jul 2024 14:35
Jadi Negara Pertama di Dunia, Korea Selatan Gunakan Laser StarWars Demi Tembak Jatuh Drone Musuh
Ilustrasi drone (Freepik/wirestock)

ERA.id - Korea Selatan akan mengerahkan senjata laser 'StarWars' untuk menembak jatuh drone dari Korea Utara. Produksi laser tersebut dilakukan tahun ini sekaligus menjadikan Korea Selatan sebagai negara pertama yang mengoperasikan senjata itu di bidang militer.

Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) mengatakan program laser itu akan dikenal sebagai 'proyek StarWars', yang dikembangkan oleh militer Korea Selatan dengan Hanwha Aerospace. Senjata laser tersebut mampu bertahan melawan kendaraan udara tak berawak kecil (UAV) dan multicopters dalam jarak dekat dengan menembakkan laser yang dihasilkan menggunakan serat optik.

"Alat ini dapat menembakkan sinar laser selama sekitar 10 hingga 20 detik, meningkatkan suhu area yang ditargetkan hingga lebih dari 700 derajat Celcius dan menonaktifkan komponen internal, seperti mesin atau baterai," kata juru bicara DAPA Jo Yong-jin, dikutip Yonhap News, Kamis (11/7/2024).

DAPA bulan lalu menandatangani kesepakatan senilai 100 miliar won (Rp1,1 triliun) untuk memproduksi laser 'StarWars'. Untuk sekali tembakan, laser 'StarWars' ini memerlukan biaya sebesar 2.000 won (Rp23 ribu), dengan tekonolgi senyap dan tidak terlihat selama listrik tersedia.

"Biaya per tembakan sangat murah dibandingkan dengan senjata berpemandu lainnya. Respon terhadap aset dan senjata serangan berbiaya rendah, seperti drone kecil, akan dapat dilakukan dengan sangat efektif dan efisien," ujar Jo.

Jo menolak memberikan rincian lebih lanjut mengenai kecanggihan senjata tersebut dengan alasan keamanan operasional.

"Negara kami menjadi negara pertama di dunia yang mengerahkan dan mengoperasikan senjata laser, dan kemampuan respons militer kami terhadap provokasi drone Korea Utara akan semakin diperkuat," tegasnya.

Dikatakan bahwa sistem ini bisa menjadi pengubah permainan dalam peperangan di masa depan jika outputnya ditingkatkan untuk menanggapi ancaman yang ditimbulkan oleh rudal balistik dan pesawat berukuran lebih besar.

Produksi tersebut dilakukan setelah Korea Selatan mulai mengembangkan senjata laser pada tahun 2019, dan menginvestasikan total 87,1 miliar won dalam proyek tersebut. Sistem ini dinilai cocok untuk tempur pada bulan April tahun lalu setelah menjalani uji coba tembakan langsung yang sukses.

DAPA mengatakan pihaknya berencana untuk mengembangkan versi yang lebih baik dengan keluaran dan jangkauan yang lebih baik.

Militer telah berupaya untuk meningkatkan kemampuan responsnya terhadap UAV kecil setelah lima drone Korea Utara menerobos perbatasan antar-Korea pada bulan Desember 2022.

Rekomendasi