ERA.id - Pemerintah Bangladesh memutuskan untuk memulihkan layanan internet setelah mahasiswa sepakat untuk tidak melakukan aksi demo. Demo itu sehubungan dengan protes kuota pekerja yang berubah menjadi protes nasional.
"Konektivitas internet pita lebar dan seluler telah dipulihkan dengan fungsionalitas penuh saat ini," kata kementerian luar negeri dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters, Senin (29/7/2024).
"Bentuk komunikasi lainnya, termasuk telekomunikasi berbasis darat dan seluler, berfungsi selama seluruh periode kerusuhan dan kekerasan," tambahnya.
Dalam pernyataan itu, kementerian tersebut juga menyampaikan bahwa pemerintah ingin meyakinkan semua mitra internasional terkait situasi keseluruhan di Bangladesh telah kembali normal.
Pernyataan tersebut mengacu pada kecaman dan kritik dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, kelompok hak asasi internasional, AS, dan Inggris soal penggunaan kekerasan terhadap para pengunjuk rasa sambil meminta Dhaka untuk menegakkan hak untuk melakukan protes damai.
Kelompok hak asasi dan para pengkritik mengatakan Perdana Menteri Sheikh Hasina telah menjadi lebih otokratis selama 15 tahun berkuasa, ditandai dengan penangkapan massal terhadap lawan politik dan aktivis, penghilangan paksa, dan pembunuhan di luar hukum.
Aksi protes yang dipimpin oleh para mahasiswa pecah pada bulan Juni ketika pengadilan tinggi memerintahkan pemulihan kuota dalam pekerjaan pemerintah, termasuk reservasi untuk keluarga veteran perang tahun 1971 untuk kemerdekaan dari Pakistan.
Polisi menembakkan peluru karet, gas air mata, dan melemparkan granat kejut untuk membubarkan puluhan ribu orang yang membanjiri jalan. Sedikitnya hampir 150 orang tewas akibat bentrok tersebut.
Para mahasiswa setuju untuk menghentikan agitasi mereka setelah Mahkamah Agung membatalkan sebagian besar kuota pada tanggal 21 Juli, membuka 93 persen pekerjaan bagi kandidat yang dipilih berdasarkan prestasi.
"Tuntutan utama kami untuk reformasi logis terhadap sistem kuota pekerjaan pemerintah telah dipenuhi," kata koordinator mahasiswa Nahid Islam dalam sebuah video di markas besar polisi.