Yunani Dilanda Wabah Kambing, Kementerian Larang Pemindahan Hewan dari Peternakan

| 29 Jul 2024 21:40
Yunani Dilanda Wabah Kambing, Kementerian Larang Pemindahan Hewan dari Peternakan
Wabah kambing Yunani (Freepik/Jcomp)

ERA.id - Yunani melarang pemindahan domba dan kambing dari peternakan sehubungan dengan infeksi virus yang dikenal sebagai 'wabah kambing' merebak. Larangan ini dikeluarkan setelah kasus baru terdeteksi selama akhir pekan.

Kementerian Pertanian Yunan mengumumkan bahwa virus tersebut yang juga dikenal sebagai Peste des Petits Rumnants (PPR) tidak menyerang manusia, tetapi sangat menular di antara kambing dan domba. Virus ini disebut bisa membunuh hingga 70 persen dari mereka yang terinfeksi.

"Pengetatan langkah-langkah keamanan di seluruh negeri dianggap perlu untuk alasan pencegahan dan ditujukan untuk membatasi penyebaran dan memberantas penyakit tersebut," kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters, Senin (29/7/2024).

Pejabat senior di kementerian mengatakan sekitar 8.000 hewan telah dimusnahkan dan lebih dari 200.000 diuji. Pengujian itu dilakukan di Thessaly tengah yang menjadi kasus pertama sejak 11 Juli lalu.

Sementara dua kasus lagi terdeteksi di peternakan di wilayah Larissa tengah dan di wilayah selatan Korintus selama akhir pekan.

PPR pertama kali dideskripsikan di Pantai Gading pada tahun 1942 dan sejak itu menyebar ke seluruh dunia. Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan bahwa penyakit tersebut mengakibatkan kerugian hingga 2,1 miliar dolar AS di seluruh dunia setiap tahun.

"Yunani merupakan rumah bagi jumlah kambing terbesar di Eropa. Susu mereka, yang digunakan dalam keju feta khas Yunani, merupakan pendorong ekonomi utama," kata seorang pejabat senior di kementerian Gerogios Stratakos.

Setelah kasus terdeteksi, seluruh kawanan dimusnahkan, peternakan yang terkena disinfeksi dan pihak berwenang menguji hewan di daerah sekitar untuk penyakit tersebut, sesuai dengan protokol yang ditetapkan oleh Uni Eropa.

Lebih lanjut, Yunani melanjutkan analisis epidemiologi kasus-kasus tersebut dan rute impor yang mungkin mencurigakan untuk menentukan sumber wabah.

Rekomendasi