ERA.id - Pemerintah Iran menegaskan negaranya berhak untuk memberi respons serangan dari para musuh. Iran juga tidak akan pernah tunduk pada tekanan pihak mana pun.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian yang melakukan panggilan telepon dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz menekankan bahwa Iran berhak untuk merespons serangan dari para musuh. Pezeshkian juga menyatakan iran tidak akan tunduk pada tekanan.
"Meski menyambut baik pengembangan hubungan dengan semua negara dan menekankan perlunya menyelesaikan masalah melalui negosiasi, Iran tidak akan pernah tunduk pada tekanan, sanksi, paksaan dan agresi," katanya, dikutip Antara, Selasa (13/8/2024).
"Lebih jauh lagi, sesuai dengan aturan internasional, Iran menganggap memiliki hak untuk merespons terhadap agresor," imbuhnya.
Pernyataan itu disampaikan oleh Presiden Iran menyusul kematian kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh pada 31 Juli lalu. Haniyeh tewas sehari setelah ia menghadiri pelantikan Pezeshkian di ibu kota Iran, Teheran.
Hamas dan Iran menuding Israel dan Amerika Serikat bertanggung jawab atas kematian Haniyeh dan mengatakan bahwa serangan tersebut tidak akan dibiarkan begitu saja tanpa pembalasan.
Perwakilan Israel mengatakan pihaknya tidak akan mengomentari pembunuhan Haniyeh. Sementara, Wakil Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Robert Wood mengatakan AS tidak terlibat dalam kematian Haniyeh.
Pada 31 Juli, surat kabar New York Times dengan mengutip beberapa sumber menyebutkan bahwa Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei telah memerintahkan serangan langsung ke Israel sebagai tanggapan atas pembunuhan Haniyeh di Teheran.
Duta Besar Iran untuk PBB Amir Saeid Iravani kemudian mengatakan dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB bahwa Teheran, sesuai dengan hukum internasional, berhak membela diri dengan merespons pembunuhan Haniyeh jika dianggap perlu.