PBB Soroti Perang Lebanon, Sebut Bisa Bernasib Sama dengan Gaza

| 09 Oct 2024 11:30
PBB Soroti Perang Lebanon, Sebut Bisa Bernasib Sama dengan Gaza
Nasib Lebanon (instagram/uniceflebanon)

ERA.id - Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan Lebanon untuk segera mengakhiri perang dengan Israel. Seruan ini agar Lebanon tidak bernasib sama dengan Gaza.

Direktur negara Lebanon untuk Program Pangan Dunia PBB, Matthew Hollingworth, bercerita bahwa ia menghabiskan paruh pertama tahun ini untuk mengoordinasikan operasi WFP di Gaza. Namun dia akhirnya mengambil alih kantornya di Lebanon akibat serangan Israel.

"Dalam pikiran saya sejak saya bangun hingga tidur, kita bisa saja mengalami siklus kehancuran yang sama. Kita seharusnya tidak membiarkan itu terjadi," katanya, dikutip Anadolu, Rabu (9/10/2024).

Lalu, kata Hillingworth, kondisi di Lebanon sejauh ini mirip dengan di Gaza dengan banyak orang yang melarikan diri karena melihat apa yang dialami warga Palestina.

Di sisi lain, juru bicara badan PBB untuk anak-anak UNICEF, James Elder, memperingatkan bahwa kondisi di Lebanon bisa sama seperti di Jalur Gaza. Hal ini karena banyak kesamaan yang terlihat, baik dari pengungsi di lapangan hingga dampak terhadap anak-anak.

"Kami melihat pola yang sama seperti yang kami lihat di Gaza. Kehancuran ini tidak dapat dipercaya bagi semua orang di Lebanon seperti halnya di Gaza. Kami tidak dapat membiarkan ini terjadi lagi," kata Jeremy.

Sejak serangan Israel ke Lebanon terjadi, lebih dari 1.100 orang tewas dan lebih dari satu juta orang mengungsi dalam kurung waktu dua minggu.

Tim kemanusiaan berupaya mengatasi kebutuhan yang meningkat, tetapi Hollingworth bersikeras bahwa yang dibutuhkan adalah de-eskalasi.

"WFP saat ini mampu menjangkau sekitar 150.000 orang per hari, mereka perlu menjangkau, pada titik ini, hampir satu juta orang per hari," katanya.

Pada saat yang sama, ia menyoroti bahwa 1.900 hektar lahan pertanian telah terbakar di Lebanon selatan selama setahun terakhir, terutama dalam beberapa minggu terakhir, sementara 12.000 hektar lahan pertanian produktif telah ditinggalkan.

WFP sejauh ini menghadapi kesenjangan pendanaan sebesar 115 juta dolar AS (Rp1,7 triliun) untuk menutupi kebutuhan yang sangat besar selama tiga bulan ke depan.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan telah mencatat 16 serangan terhadap layanan kesehatan di Lebanon sejak pertengahan September, yang mengakibatkan 65 pekerja layanan kesehatan meninggal dan 40 orang terluka.

"Lima rumah sakit di negara itu saat ini tidak berfungsi dan empat hanya berfungsi sebagian," ujar wakil manajer insiden WHO di negara itu, Ian Clarke.

Lebih lanjut, Clarke mengatakan hampir 100 fasilitas perawatan kesehatan primer juga terpaksa ditutup dan akses perawat terbatas dengan risiko wabah penyakit yang jauh lebih tinggi.

Rekomendasi