ERA.id - Otoritas kesehatan China menggelar penyelidikan terhadap dugaan penelantaran ibu pengganti oleh agennya. Penyelidikan ini dilakukan setelah ibu penyalur itu membagikan kisahnya di media sosial.
Biro Kesehatan Distrik Wuhou Chengdu mengatakan bahwa mereka telah mengetahui kabar tersebut dan akan melakukan penyelidikan dengan lembaga medis terkait.
"Setelah diverifikasi, hal itu akan ditangani dengan serius sesuai dengan hukum dan peraturan," kata biro tersebut, dikutip Reuters, Jumat (1/11/2024).
Kisah ibu pengganti yang ditelantarkan oleh agennya ini menyebar di Weibo, media sosial populer Tiongkok. Menurut laporan Shangguan Zhengyi, ibu pengganti yang tidak disebutkan namanya itu telah melakukan transplantasi embrio tiga bulan lalu.
Namun setelah proses transplantasi itu, tidak ditemukan tanda-tanda kehamilan. Perempuan itu lantas dipulangkan oleh agen ibu pengganti.
"Wanita itu dipulangkan oleh agen ibu pengganti tetapi kemudian mengetahui bahwa dia hamil," kata Shangguan.
Perempuan itu kemudian mencoba untuk menghubungi agen ibu pengganti itu namun tidak mendapat tanggapan.
Peran ibu pengganti di Tiongkok merupakan tindakan ilegal. Otoritas setempat tahun lalu mengatakan bahwa mereka akan menindak tegas aktivitas ilegal yang terkait dengan penggunaan teknologi reproduksi berbantuan seperti pembelian atau penjualan sperma atau sel telur dan ibu pengganti.
Tiongkok telah berupaya untuk meningkatkan angka kelahirannya setelah populasinya menurun untuk tahun kedua berturut-turut pada tahun 2023. Dewan Negara negara tersebut minggu ini merinci 13 langkah untuk membangun masyarakat yang ramah kelahiran guna meningkatkan angka kesuburan negara tersebut.