ERA.id - Israel melakukan serangan udara di Lebanon Selatan pada Sabtu (7/12) malam. Serangan tersebut menghantam rumah di kota Beit Lif dan mengakibatkan lima orang tewas.
Dilansir dari Antara, data Kementerian Kesehatan dan Kantor Berita Nasional Lebanon, jumlah korban dari pelanggaran gencatan senjata oleh Israel di Lebanon kini mencapai 20 orang tewas dan 24 lainnya terluka.
Pesawat tempur Israel melancarkan serangan yang menyasar sebuah rumah di pinggiran Beit Lif, distrik Bint Jbeil, Provinsi Nabatieh, seperti dilaporkan Kantor Berita Nasional Lebanon.
Serangan tersebut mengakibatkan lima orang meninggal dunia dan lima lainnya mengalami luka-luka.
Tim penyelamat menghentikan operasi pencarian “karena kekurangan peralatan yang diperlukan untuk mengangkat puing-puing,” menurut laporan kantor berita tersebut.
Selain serangan itu, tentara Israel pada Sabtu (7/12) juga melakukan penghancuran rumah dan bangunan di kota Khiam, yang menyebabkan ledakan besar dan kepulan asap tebal, demikian laporan dari kantor berita Lebanon.
Dengan tiga pelanggaran terbaru ini, jumlah pelanggaran gencatan senjata oleh Israel sejak diberlakukan 10 hari lalu telah mencapai 158 insiden.
Pada 27 November, kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Lebanon mulai berlaku dengan harapan mengakhiri 14 bulan konflik antara tentara Israel dan Hizbullah.
Namun, gencatan senjata itu digambarkan rapuh, karena hampir 150 pelanggaran Israel telah didokumentasikan oleh pihak Lebanon.
Menurut ketentuan gencatan senjata, Israel diwajibkan menarik pasukannya ke selatan Garis Biru, perbatasan de facto, secara bertahap, sementara tentara Lebanon harus dikerahkan di wilayah Lebanon Selatan dalam waktu 60 hari.
Pelaksanaan kesepakatan itu akan diawasi oleh Amerika Serikat dan Prancis, meskipun rincian mekanisme penegakannya masih belum jelas.
Sejak Oktober 2023, lebih dari 4.000 orang telah tewas, lebih dari 16.500 terluka, dan lebih dari 1 juta lainnya mengungsi akibat serangan Israel di Lebanon, menurut otoritas kesehatan Lebanon.