Israel Abaikan Gencatan Senjata di Lebanon, Masih Bantai 45 Warga

| 31 Dec 2024 09:30
Israel Abaikan Gencatan Senjata di Lebanon, Masih Bantai 45 Warga
Peta konflik Israel-Lebanon. (Wikimedia Commons)

ERA.id - Selama periode 27 November hingga 22 Desember 2024, sedikitnya 45 orang tewas diserang Israel yang melanggar kesepakatan gencatan senjata, lapor sumber militer Lebanon, Minggu (29/12/2024).

Dikutip dari Xinhua, militer Israel juga menahan 17 orang dari kota-kota di perbatasan, yang semuanya merupakan warga sipil yang bekerja di bidang pertanian dan peternakan, tutur sumber yang tidak mau disebutkan namanya tersebut.

Pelanggaran-pelanggaran itu mencakup serangan udara, penerbangan drone dan pesawat di Lebanon timur dan selatan, serangan artileri, rentetan tembakan senapan mesin, penyerbuan, penghancuran jalanan dan ladang pertanian, pemasangan pembatas dari tanah, serta pembakaran dan perusakan kendaraan, urai sumber tersebut.

Menurut perkiraan dari Kementerian Luar Negeri Lebanon, antara 27 November hingga 22 Desember, Israel telah melancarkan lebih dari 816 serangan darat dan udara terhadap Lebanon, membombardir desa-desa perbatasan, memasang jebakan di rumah-rumah, menghancurkan lingkungan permukiman, dan memblokade jalanan.

Candice Ardell, deputi direktur kantor media Pasukan Sementara PBB di Lebanon (United Nations Interim Force in Lebanon/UNIFIL) menyampaikan bahwa Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) menginformasikan kepada tentaranya bahwa keselamatan pasukan penjaga perdamaian tidak dapat dijamin di sekitar area Taybeh, dan patroli harus menghindari area tersebut.

"Keselamatan pasukan penjaga perdamaian merupakan prioritas utama, dan kami tidak akan melakukan hal apa pun yang menempatkan mereka pada risiko yang tidak perlu," demikian ditekankan Ardell, Minggu.

"Kami mengingatkan kepada IDF perihal kewajiban mereka berdasarkan Resolusi 1701 untuk menjamin keselamatan pasukan penjaga perdamaian dan memastikan keleluasaan pergerakan mereka di seluruh area operasi UNIFIL di Lebanon selatan," imbuhnya.

Dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (28/12/2024), Kementerian Pertanian Lebanon menuturkan serangan Israel baru-baru ini telah menghancurkan proyek penggandaan benih yang dibangun di Wadi al-Hujayr pada 2020 melalui dukungan dari Program Pangan Dunia (World Food Program) dan pendanaan dari Uni Eropa.

Gencatan senjata itu, yang dimediasi oleh Amerika Serikat dan Prancis, mulai diterapkan pada 27 November, yang bertujuan untuk menghentikan pertempuran antara Israel dan Hizbullah yang telah berlangsung selama hampir 14 bulan.

Ketentuan perjanjian gencatan senjata termasuk penarikan pasukan Israel dari wilayah Lebanon dalam waktu 60 hari, dengan tentara Lebanon dikerahkan di perbatasan Lebanon-Israel dan di wilayah selatan, mengambil alih keamanan di sana, serta melarang keberadaan senjata dan militan.

Meski ada penerapan gencatan senjata, pasukan Israel terus melancarkan serangan di Lebanon, kendati intensitasnya berkurang secara signifikan, dengan beberapa serangan menyebabkan jatuhnya korban jiwa di Lebanon selatan dan timur.

Rekomendasi