Assad Jatuh, Israel Setujui Rencana Perluas Permukiman di Dataran Tinggi Golan

| 16 Dec 2024 11:30
Assad Jatuh, Israel Setujui Rencana Perluas Permukiman di Dataran Tinggi Golan
Dataran Tinggi Golan Suriah. (Wikimedia Commons)

ERA.id - Pemerintah Israel menyetujui rencana memperluas permukiman di Dataran Tinggi Golan, wilayah Suriah yang saat ini diduduki oleh Israel, demikian menurut pernyataan dari kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Minggu (15/12/2024).

Rencana senilai 10,81 juta dolar AS tersebut disetujui dengan suara bulat oleh kabinet "mengingat perang dan front baru dengan Suriah" kata pernyataan itu dilansir dari Xinhua.

Menurut pernyataan itu, rencana tersebut bertujuan untuk melipatgandakan populasi Israel di Dataran Tinggi Golan. Rencana itu termasuk mendirikan sebuah desa pelajar, sebuah program pengembangan untuk mengintegrasikan penduduk baru, serta inisiatif-inisiatif untuk memperkuat sistem pendidikan dan infrastruktur energi terbarukan.

"Memperkuat Golan berarti memperkuat Negara Israel dan itu sangat penting saat ini. Kita akan terus mempertahankannya (Dataran Tinggi Golan), menjadikannya berkembang, dan menetap di dalamnya," kata Netanyahu di awal rapat kabinet terkait rencana tersebut.

Israel merebut sebagian Dataran Tinggi Golan dalam perang 1967 dan mencaploknya, meski menuai kecaman internasional.

Menyusul jatuhnya pemerintahan mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad pada 8 Desember, Israel menguasai zona penyangga yang diawasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sebuah wilayah demiliterisasi yang dibentuk pada 1974 di bawah perjanjian gencatan senjata Israel-Suriah.

Pasukan Israel juga menguasai sebuah pos terdepan milik militer Suriah dan menempatkan pasukannya di puncak Gunung Hermon di Golan. Sementara itu, Israel semakin intensif melancarkan serangan udara terhadap aset-aset militer Suriah di seluruh Suriah, dengan alasan untuk mencegah agar senjata-senjata tersebut tidak jatuh ke teroris.

Rekomendasi