ERA.id - Pemerintah China membalas tindakan Amerika Serikat dengan mengenakan tarif sebesar 15 persen pada sejumlah produk impor. Pengenaan tarif ini termasuk untuk batu bara hingga kendaraan besar.
Kementerian Keuangan China mengumumkan tarif sebesar 10 persen untuk minyak mentah, peralatan pertanian, kendaraan berkapasitas besar, dan truk pikap. China juga akan mengenakan tarif 15 persen untuk batu bara AS dan gas alam cair (LNG).
"Tarif baru untuk ekspor AS akan dimulai pada 10 Februari," demikian pernyataan Kementerian Keuangan China, dikutip Reuters, Selasa (4/2/2025).
Di sisi lain, Kementerian Perdagangan China dan Administrasi Bea Cukai mengatakan akan memberlakukan kontrol ekspor pada barang-barang terkait dengan tungsten, telurium, rutenium, molibdenum, dan rutenium. Hal ini disebut demi kepentingan keamanan nasional.
Trump sebelumnya menangguhkan penetapan tarif 25 persen untuk Meksiko dan Kanada pada menit akhir sebelum diberlakukan. Ia menyetujui penundaan selama 30 hari setelah Meksiko dan Kanada menawarkan kerja sama dalam meningkatkan keamanan di perbatasan.
Sayangnya hal itu tidak berlaku untuk China. Amerika Serikat tetap mengenakan tarif tinggi sebesar 25 persen dan tambahan 10 persen untuk produk-produk yang berasal dari China.
Presiden AS itu juga menolak untuk berkomunikasi dengan Presiden Xi Jinping hingga akhir pekan ini. Perlakuan ini sangat berbanding terbalik dengan Meksiko dan Kanada yang langsung disetujui penundaan tarif tersebut oleh Trump.
Trump memperingatkan bahwa ia mungkin akan meningkatkan tarif lebih lanjut terhadap China kecuali Beijing menghentikan aliran fentanil, opioid yang mematikan, ke Amerika Serikat.
"China akan berhenti mengirim fentanil kepada kita, dan jika tidak, tarifnya akan naik jauh lebih tinggi," kata Trump.
Selain China, Trump kemungkinan juga akan menargetkan Uni Eropa yang beranggotakan 27 negara untuk diberlakukan tarif tinggi. Namun ia tidak memberikan keterangan lebih lanjut.