ERA.id - Dua bulan sejak pemerintah Federal Jerman mencabut aturan lockdown yang ketat, sebuah grup peneliti mengundang 4.000 warga Jerman ke suatu konser "percobaan" untuk memahami cara paling aman menikmati musik secara live.
Dalam situs webnya, kelompok peneliti dari rumah sakit Halle di Jerman hendak merekrut 4.000 partisipan untuk berkumpul di stadion Leipzig arena pada tanggal 22 Agustus. Para volunter harus berusia 18 sampai 50 tahun dan bersedia dites infeksi virus korona. Hanya mereka yang negatif COVID-19 boleh mengikuti percobaan konser tersebut, di mana seorang musisi pop Tim Bendzko akan tampil. Ia dipilih agar tercipta "suasana konser mendekati yang sesungguhnya," seperti dilaporkan oleh DW.
Corona-Studie: Tim Bendzko gibt Konzert für 4000 Probanden in Leipzig https://t.co/eJIETiaEVy
— Stefan Moritz (@StefaMoritz) July 17, 2020
Para peneliti akan menyediakan masker tipe FFP2 untuk mengurangi resiko penularan. Mereka juga akan memberikan disinfektan dengan zat warna fluorescent yang mentereng, yang akan dipakai para peneliti melacak permukaan yang paling sering disentuh oleh para penonton.
Dan yang paling penting, para volunter akan diberi sebuah perangkat untuk melacak pergerakan dan jarak mereka satu sama lain.
"Tantangan terbesarnya ada pada evaluasi data," kata project leader Stefan Moritz, seperti dikutip oleh agensi berita DPA dari Jerman.
"Kami perlu mengukur kontak dalam radius 30 meter dari setiap partisipan dan melakukannya setiap lima detik selama satu hari penuh," kata dia.
Rencananya, penonton akan dihadapkan pada tiga skenario yang dimulai dengan skenario ketika tidak ada yang menjaga jarak satu sama lain. Skenario kedua adalah dengan penerapan aturan higiene yang lebih ketat serta antrian masuk penonton yang lebih pelan. Dan skenario ketiga adalah ketika para volunter duduk dengan jarak 1,5 meter satu sama lain. Skenario yang terakhir ini hanya membutuhkan 2.000 volunter untuk mengisi arena Leipzig yang kapasitas totalnya adalah 12.000 penonton.
Para peneliti ini berharap dapat membuat pemodelan matematis untuk menghindari kemunculan wabah baru dari acara-acara ramai penonton. Sehingga, pemodelan itu bisa membantu menciptakan kerangka acuan "agar para seniman dan atlet bisa kembali bekerja dan tampil di atas panggung setelah tanggal 30 September," tulis para peneliti di situs web mereka.
Jerman termasuk negara yang dianggap paling efektif dalam mengelola dampak pandemi COVID-19. Kanselir Angela Merkel langsung menerapkan lockdown yang ketat pada tanggal 16 Maret tahun ini ketika kasus-kasus positif korona mulai muncul di Negeri Bavaria tersebut.
Saat ini kurva infeksi korona di Jerman sudah melandai, sementara total kasus positif COVID-19 berada di angka 203 ribu. Dengan indeks reproduksi infeksi yang menurun hingga ke angka 1,07, seperti ditulis di deutschland.de, pemerintah mulai memperbolehkan event publik, seperti liga sepakbola Bundesliga, untuk ditonton para fans, tentunya masih dengan aturan-aturan higiene yang ketat.