Sekolah AS Dibuka 3 Agustus Ini, Orang Tua Bimbang

| 03 Aug 2020 07:00
Sekolah AS Dibuka 3 Agustus Ini, Orang Tua Bimbang
Bis sekolah di Amerika Serikat (Global Grid for Learning)

ERA.id - Dengan dimulainya tahun ajaran baru pada Senin (3/8/2020), sejumlah orang tua di amerika Serikat menimbang-nimbang antara dua opsi: mengantar anaknya untuk belajar di sekolah atau tetap menemani mereka belajar di rumah secara daring.

Rata-rata orang tua tidak menyukai kedua opsi cara belajar di masa pandemi virus korona tersebut.

"Saya tentunya berpikir bahwa lebih sehat bila anak-anak kembali ke sekolah," kata Molly Ball, yang memiliki anak yang bersekolah di sebuah SMP di distrik Cherokee County di Georgia, AS, seperti dikutip Associated Press (AP). "Namun, di saat yang sama, saya tidak berharap mereka kembali bersekolah saat ini. Terlalu mengerikan."

Sekolah-sekolah di AS tidak mewajibkan para muridnya untuk kembali ke sekolah. Hal ini juga untuk mengurangi kepadatan jumlah siswa di ruang-ruang kelas.

Di Cherokee County, sekolah-sekolah berencana untuk langsung menerapkan lima hari sekolah per minggu, meski kurang disetujui orang tua dan para guru. Distrik tersebut juga tidak mewajibkan penggunaan masker di sekolah. Saat ini, seperti ditulis AP, hanya 77% dari 43 ribu murid di distrik Cherokee County memilih untuuk kembali ke sekolah.

Beberapa orang tua yang menahan anaknya untuk tetap belajar daring dari rumah khawatir dengan tidak diwajibkannya penggunaan masker di sekolah. John Barrett, yang anaknya berada di kelas 3 SD, mengatakan bahwa penggunaan masker seharusnya diwajibkan.

"Minimal harus ada kewajiban pakai masker, dan jadwal yang lebih ketat. [Distrik] tidak tertarik untuk merespon realitas wabah virus yang terjadi sekarang di Georgia," kata Barrett.

Para guru pun sama-sama dillema seperti para orang tua. Dengan disediakannya dua opsi bagi para murid, mereka dibebani tugas untuk mendidik murid di kelas dan melalui pembelajaran jarak jauh secara bersamaan.

"Semua bergantung pada bagaimana mereka menangani kompleksitas ini," kata Allen Pratt, direktur eksekutif dari Asosiasi Pendidikan Daerah AS. "Apakah pendidikannya akan menitikberatkan pada standar capaian? Apa yang harus dicapai murid untuk bisa naik ke tingkat selanjutnya?"

Sementara itu, beberapa orang tua pun antusias untuk mengantar anak-anak kembali ke sekolah. Jackie Taylor, ibu dari tiga anak seusia SD, merasa anak-anaknya sudah terbiasa kembali bertemu teman sebayanya selama musim panas ini. "Kami berenang bersama dan berolahraga," kata dia. "Tentu saja mereka saling berdekatan satu sama lain."

Beberapa sekolah yang menyediakan program sains dan teknik unggulan umumnya juga mengharuskan siswa hadir di kelas. Hal ini diterima bagi beberapa orang tua yang memang sejak awal memilih sekolah tersebut karena program-program unggulan itu.

Dibukanya sekolah-sekolah di AS dilatari dorongan Presiden Donald Trump yang ngotot agar sekolah dibuka pada musim gugur, atau Agustus ini, meski angka persebaran virus korona di AS masih terbilang tinggi.

Terakhir ia mendesak partai Demokrat untuk bekerjasama dengan partai Republik mensahkan RUU bantuan selama wabah korona sebesar 105 miliar dolar (Rp1.525 triliun) agar sekolah-sekolah bisa menyediakan pendidikan tatap-muka seperti sedia kala.

Dalam argumennya untuk membuka kembali sekolah-sekolah di AS, Trump beranggapan makin muda seseorang, makin kecil kemungkinannya jatuh sakit akibat COVID-19. Namun, hal ini dikritik oleh Dr. Anthony Fauci, ahli penyakit menular top di AS, yang mengatakan seorang anak memiliki resiko sakit parah karena COVID-19 jika memiliki penyakit bawaan seperti diabetes atau obesitas.

Sementara itu, dalam sebuah makalah di New England Journal of Medicine, tim peneliti penyakit menular yang dipimpin oleh Meira Levinson, seorang profesor pendidikan di Harvard, mengatakan bahwa kembali belajar di sekolah adalah krusial dan mungkin dilakukan di AS. Namun, mereka menambahkan bahwa harus ada usaha ekstra untuk mengontrol wabah penyakit di kala sekolah kembali buka.

Mereka mendukung upaya penutupan sementara jenis bisnis non-esensial dan tempat rekreasi guna menekan persebaran COVID-19. "Selain itu, pewajiban masker secara universal juga perlu dilakukan di AS jika kita ingin mencapai level aman di mana anak-anak bisa kembali belajar di sekolah.

Rekomendasi