55 Persen Pasien Sembuh COVID-19 Mengalami Gejala Psikiatri

| 05 Aug 2020 06:40
55 Persen Pasien Sembuh COVID-19 Mengalami Gejala Psikiatri
Dr. Joseph Varon (58) dokter kepala di United Memorial Medical Center memeluk Christina Mathers (43), perawatnya yang terinfeksi COVID-19. (Reuters/Callaghan O'Hare)

ERA.id - Studi di Milan, Italia, menemukan bahwa lebih dari 50 persen pasien rawat inap akibat infeksi COVID-19 menunjukkan gejala gangguan psikis pasca sembuh.

Dari 402 pasien yang dimonitor setelah keluar dari rumah sakit akibat COVID-19, 55 persen di antaranya mengidap gejala gangguan psikis, kata para ahli dari Rumah Sakit San Raffaele di Milan. Hasil ini didasarkan pada wawancara klinis dan kuesioner yang diisi oleh para pasien.

Di antara mereka, seperti dilaporkan oleh The Guardian, terdapat 28 persen kasus post-traumatic stress disorder (PTSD), 31 persen kasus depresi dan 42 persen kasus kegelisahan (anxiety). Selain itu, 40 persen pasien mengalami insomnia dan 20 persen lainnya mengalami gejala obsesif-kompulsif (OCD).

Hal ini memperkuat dugaan dampak psikologis akibat proses penyembuhan pasca COVID-19. Makalah yang dirilis Senin (4/8/2020) di jurnal Brain, Behavior and Immunity ini menulis, "PTSD, depresi, dan kegelisahan adalah kondisi tekanan yang tidak menular, yang diasosiasikan dengan kehidupan bertahun-tahun dalam kondisi disabilitas.

"Meninjau dampak infeksi COVID-19, perkembangan terkini mengenai relasi antara peradangan yang memperparah kondisi depresi, kami merekomendasikan suatu evaluasi terhadap aspek psikopatologi di pasien sembuh COVID-19, sekaligus riset yang mendalam mengenai penanda peradangan (inflammatory biomarker), agar bisa mendiagnosa dan menangani situasi psikiatris yang bersifat darurat ini."

Studi yang mengikutsertakan 265 pria dan 137 wanita menemukan bahwa perempuan lebih menderita secara psikologis daripada laki-laki. Sementara, pasien dengan gejala psikiatri sebelum terinfeksi COVID-19 pun akan merasakan beban yang lebih besar.

Para peneliti, yang dipimpin oleh Dr Mario Gennaro Mazza, mengatakan bahwa hasil ini konsisten dengan studi epidemiologi lainnya.

Mereka mengatakan bahwa efek psikiatri dari infeksi COVID-19 bisa diakibatkan "respon imun terhadap virus tersebut, atau akibat stressor psikologis, misalnya isolasi sosial, kekhawatiran akan menulari orang lain, dan stigma."

Para peneliti mengatakan bahwa penemuan mereka mencerminkan hasil studi dari wabah coronavirus lainnya, termasuk wabah Sars, di mana morbiditas psikiatris berkisar antara 10% dan 35% ketika pasien memasuki fase pasca-opname.

Rekomendasi