Dampak COVID-19: Paru-Paru Pasien Punya 'Bayangan Putih'

| 10 Aug 2020 14:55
Dampak COVID-19: Paru-Paru Pasien Punya 'Bayangan Putih'
Dokter Terrence Hui di hadapan citra sinar x saat bertugas di Tan Tock Seng Hospital (TTSH).

ERA.id - Para dokter di Singapura mencari 'bayang-bayang putih' di hasil-hasil rontgen untuk mendeteksi infeksi COVID-19, terutama ketika seorang suspek tidak menunjukkan gejala COVID-19 yang serius.

Bayangan putih di area paru-paru seseorang tersebut merupakan tanda hambatan terhadap cahaya sinar-x. Hal ini merupakan gejalan infeksi saluran pernapasan bawah.

"Ketika [virus SARS CoV-2] menyerang paru-paru, ia menyebabkan kantung-kantung udara di paru-paru terisi oleh sel dan cairan," kata Dr Terrence Hui, dokter senior di Tan Tock Seng Hospital (TTSH) di Singapura, seperti dilansir Channel News Asia (CSA), Senin (10/8/2020).

"Karena paru-paru terisi, maka tidak terjadi pertukaran antara karbon dioksida dengan oksigen. Akibatnya, paru-paru gagal menjalankan fungsinya," kata Dr Hui, sembari menambahkan bahwa cairan dan sel tersebut tampak sebagai bayangan putih dalam citra sinar-x.

Paru-paru pengidap COVID-19 yang tak bergejala umumnya hanya menunjukkan sedikit bercak-bercak putih ketika dipindai menggunakan sinar-x.

"Itulah kenapa banyak pasien tak bergejala. Mereka tak menunjukkan bentuk sesak nafas atau sejenisnya, karena udara akan menuju pada bagian lain dari paru-paru tersebut yang masih berfungsi baik," jelasnya.

Namun, tambahnya, di beberapa pasien, bercak putih tersebut semakin bertambah luas, artinya makin banyak bagian paru-paru yang terinfeksi. Dampaknya, kerja paru-paru menurun dan menunjukkan gejala sesak nafas. Di sejumlah pasien, gejala sesak nafas begitu berat sehingga mereka membutuhkan tindakan intubasi, yaitu memasukkan selang ke saluran nafas seseorang agar membantunya bernafas.

Tingkat 'bayangan putih' di paru-paru pasien yang kritis karena COVID-19, menurut Dr Hui, bisa mencapai lebih dari 50 persen area paru-paru.

Namun, gejala terpenuhinya area paru-paru dengan cairan ini tidak hanya terjadi pada infeksi COVID-19, namun, juga pada infeksi virus dan bakteri lainnya. Untuk memastikan adanya infeksi virus korona, maka digunakanlah uji usap.

Uji x-ray dada juga dipakai untuk memonitor perkembangan pasien COVID-19. Menurut Dr Hui, pasien COVID-19 umumnya menjalani tiga kali tes x-ray di Tan Tock Seng Hospital.

Rekomendasi