ERA.id - Australia mencatat hari paling mematikan dari pandemi virus korona pada hari Rabu (12/8/2020). Negara bagian Victoria melaporkan 21 kematian atau dua lebih banyak dari hari-hari paling mematikan sebelumnya pada awal pekan ini, dan 410 kasus baru dalam 24 jam terakhir.
Padahal sebelumnya, pada tiga hari berturut-turut kasus penularan baru di bawah angka 400 kasus baru per hari.
Seperti dilansir 9news, Rabu (12/8/2020), kasus penularan terbanyak ada di Melbourne, ibu kota Victoria dan kota terbesar kedua di Australia, memaksa pihak berwenang pekan lalu untuk memberlakukan jam malam, memperketat pembatasan pada pergerakan harian masyarakat, dan memerintahkan sebagian besar ekonomi negara untuk tutup.
Angka nasional selama 24 jam terakhir belum dirilis tetapi di luar dua negara bagian terbesar di Victoria dan New South Wales (NSW), virus tersebut telah secara efektif telah menurun drastis.
Pihak berwenang di NSW sedang berusaha melacak infeksi yang terkait dengan klaster baru di sebuah sekolah di Sydney, yang telah menimbulkan kekhawatiran akan penyebaran komunitas yang lebih luas daripada yang diketahui sebelumnya di negara bagian terpadat di Australia.
Australia telah melaporkan lebih dari 22.000 infeksi dan 352 kematian akibat COVID-19. Bila pemerintah Australia saja panik karena penambahan kasus baru mencapai 410 kasus dan 21 orang meninggal dunia dalam sehari, bagaimana dengan Indonesia yang kemarin mencatat 1.693 kasus baru dan 59 angka kematian?