ERA.id - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengatakan bahwa adiknya, Robert Trump, meninggal dunia pada Sabtu (15/8/2020) malam, sehari setelah presiden membesuknya di satu rumah sakit New York.
"Dengan berat hati saya berbagi bahwa saudara saya yang hebat, Robert, meninggal dunia penuh damai semalam. Dia bukan sekadar saudara saya, dia adalah teman terbaik saya. Dia akan sangat dirindukan, tapi kami akan jumpa lagi. Kenangannya akan hidup selamanya dalam hati saya. Robert, Aku mencintaimu. Beristirahatlah dalam damai," kata Trump dalam suatu pernyataan.
Robert Trump, yang berusia 71 dibandingkan presiden yang berumur 74, adalah eksekutif bisnis dan pengembang real estate. Tak seperti saudaranya yang bintang realitas TV, Robert Trump menghindari sorotan publik.
Presiden Trump melakukan kunjungan emosional untuk menjenguk saudaranya yang sedang sakit pada Jumat di Pusat Medis Presbyterian/Weill Cornell New York, sebelum menuju klub golfnya di Bedminster, New Jersey, untuk berakhir pekan.
Presiden diharapkan menghadiri pemakaman sebab ia punya jadwal perjalanan yang sibuk di beberapa hari mendatang dengan rencana mengunjungi empat negara bagian, sebagai bagian dari kampanye pemilihan kembalinya.
Penyebab kematian tak diungkapkan. Trump mengatakan kepada wartawan Jumat bahwa saudaranya "mengalami masa sulit" dengan penyakit yang dipendam, tak diceritakan kepada orang lain. Sebuah sumber yang mengetahui situasi itu mengatakan saudara itu telah mengonsumsi obat pengencer darah.
ABC News melaporkan bahwa Robert Trump dirawat di unit perawatan intensif di rumah sakit Mount Sinai di New York lebih dari sepekan pada Juni.
Pada bulan yang sama, Robert Trump memenangi perintah pencegahan sementara melawan keponakannya/keponakan presiden, Mary Trump, untuk menghentikannya menerbitkan sebuah buku yang isinya memperlihatkan gambaran yang memojokkan tentang keluarganya dan presiden AS.
Seorang hakim mahkamah agung negara bagian di Poughkeepsie, New York, kemudian menolak sebuah permintaan untuk menghentikan publikasi dan membatalkan perintah pencegahan sementara itu.
Robert Trump mengatakan buku itu, Too Much and Never Enough: How My Family Created the World's Most Dangerous Man, akan melanggar perjanjian yang secara rahasia terikat dengan harta kepemilikan ayahnya Fred Trump Sr, yang meninggal 1999.