ERA.id - Satu-satunya pembangkit listrik di Gaza dimatikan karena Israel mengembargo pengiriman bahan bakar ke wilayah Gaza sebagai aksi balasan atas serangan balon pembakar ke wilayahnya.
Gaza memang selama ini menggantungkan sebagian besar kebutuhan energi pada pasokan dari Israel. Sebanyak dua juta penduduk Gaza saat ini terpaksa hanya mendapat aliran listrik selama enam jam per hari.
"Aliran listrik mungkin akan dikurangi lagi menjadi hanya empat jam (per hari)," kata Mohammad Thabet, seorang pejabat perusahaan distributor listrik utama Gaza, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (19/8/2020).
Rumah-rumah dan tempat usaha di Gaza hanya bisa mengandalkan listrik dari genset dan menambah penderitaan warga Gaza. berhentinya pembangkit listrik di Gaza juga menyebabkan gangguan pada fasilitas vital seperti rumah sakit.
Israel memutuskan untuk menghentikan pengiriman bahan bakar menyusul penerbangan puluhan balon helium yang membawa material pembakar dari Gaza dalam beberapa hari belakangan yang kemudian membakar area ladang milik Israel.
Israel juga merespons pengiriman balon dengan melancarkan sejumlah serangan udara ke wilayah Gaza.