Dongkrak Bisnis Saat COVID-19, Singapore Airlines Buka Rute Tanpa Tujuan

| 14 Sep 2020 18:25
Dongkrak Bisnis Saat COVID-19, Singapore Airlines Buka Rute Tanpa Tujuan
Air terjun Jewel di Bandara Changi (Flickr/Jorge Lascar)

ERA.id - Suatu laporan dari koran the Straits Times baru-baru ini mengabarkan bahwa maskapai penerbangan nasional Singapore Airlines (SIA) bakal menawarkan rute unik pada akhir Oktober nanti, yaitu perjalanan 3 jam dari Bandara Changi dan kembali ke bandara tersebut.

Seperti bisa dibayangkan, rute yang kabarnya akan dibuka pada akhir Oktober ini diberi nama "flights to nowhere", alias penerbangan yang tak menuju ke mana-mana.

Sumber-sumber koran the Straits Times mengatakan bahwa rute ini dicetuskan untuk mencegah kolapsnya maskapai tersebut akibat pandemi COVID-19. SIA Group, yang selain Singapore Airlines juga mencakup unit bisnis penerbangan SilkAir dan Scoot, mengumumkan pada Kamis (10/9/2020) bahwa mereka akan menghapus 4.300 posisi pekerjaan dalam perusahaan, keputusan yang berpotensi merumahkan 2.400 staf.

Singapore Airlines kabarnya tengah menjajaki kerja sama dengan Badan Pariwisata Singapura agar setengah biaya para penumpang bisa ditutup oleh bantuan yang diberikan oleh pemerintah Singapura.

Kepada the Straits Times, juru bicara maskapai nasional Singapura tersebut berkata bahwa "SIA sedang menjajaki berbagai inisiatif yang memampukan kami kembali berinteraksi dengan para pelanggan dan anggota masyarakat."

"Kami akan membuat pengumuman di waktu yang tepat mengenai apakah kami akan menjalankan rencana tersebut."

Sejumlah maskapai penerbangan di dunia, seperti EVA Air di Taiwan, dikabarkan telah menjajal opsi rute penerbangan bolak-balik demi mengakali makin turunnya permintaan tiket perjalanan udara akibat dari pandemi virus korona ini.

Stefan Wood, direktur perusaan pesawat pribadi Singapore Air Charter, meyakini bahwa penerbangan semacam ini pasti akan memiliki peminat di Singapura. Ia mengaku telah mensurvey 308 orang dan menemukan bahwa 75 persen dari responden rela membeli tiket "flights to nowhere" ini. Namun, ia memahami bahwa seiring berjalannya waktu, maskapai perlu kreatif dalam menciptakan paket perjalanan yang melengkapi rute semacam ini.

"Seiring berjalannya waktu, keasyikan naik pesawat semacam ini pasti akan memudar," kata Wood. "Namun, bila dipadukan dengan wisata staycation, naik limo dan pengalaman belanja di bandara, orang-orang bakal tertarik."

Rekomendasi