ERA.id - Tiga level 'PSBB' akan diterapkan di seluruh Inggris selama 6 bulan ke depan, seperti diumumkan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Senin (12/10/2020). Aturan terbaru ini membatasi pertemuan antar warga, hingga penjualan minuman beralkohol.
Seperti dilansir Daily Star, tiga level pembatasan sosial di Inggris ini ditentukan berdasarkan jumlah kasus di suatu daerah. Tiap levelnya berisi satu set peraturan yang sifatnya lebih berupa imbauan, alih-alih larangan.
Level 'medium', atau menengah, diterapkan ke daerah dengan jumlah kasus COVID-19 kurang dari 20 kasus per 100.000 penduduk. Sementara, level 'high', atau tinggi, diterapkan ke daerah dengan kasus COVID-19 antara 20-50 kasus per 100.000 penduduk. Pembatasan paling ketat diberikan di daerah dengan level sangat tinggi atau 'very high', yaitu daerah dengan kasus COVID-19 lebih dari 50 kasus per 100.000 penduduk.
Tidak ada level rendah atau 'low' dalam sistem PSBB di Inggris. Secara standar, seluruh daerah di Inggris akan masuk dalam kategori 'medium' selama 6 bulan ke depan, kecuali jumlah kasus COVID-19 di kawasan itu masuk ke kategori yang lebih tinggi.
Pembatasan sosial yang diterapkan hampir mirip dengan yang diterapkan di Jakarta atau sejumlah kota di Indonesia. Misalnya, perjalanan luar ruangan masih diperbolehkan, meskipun dianjurkan untuk dibatasi. Pernikahan masih boleh diadakan, meski maksimal hanya boleh dihadiri oleh 15 orang. Resepsi pernikahan hanya dilarang diadakan di zona merah, atau level 'very high'.
Aturan pembatasan sosial di Inggris menekankan pada pengurangan pertemuan dalam kelompok besar. Hal ini diatur dalam "the rule of six", yaitu bahwa sebuah pertemuan tidak boleh dihadiri lebih dari 6 orang. Di daerah dengan aturan level 'medium', aturan rule of six berlaku seperti biasa. Namun, kawasan dengan level 'high' tidak memperbolehkan pertemuan antara seseorang dengan orang di luar keluarganya. Sementara di kawasan dengan level 'very high', pertemuan harus dilakukan di ruang terbuka seperti taman, hutan atau pantai, serta maksimal dihadiri oleh 6 orang saja.
Di seluruh daerah Inggris, tempat-tempat hiburan juga dibatasi. Klub dan kafe harus tutup pukul 10 malam. Tidak boleh ada model prasmanan atau yang sifatnya lebih kasual. Makanan harus disantap di meja masing-masing.
Di luar itu, toko-toko ritel dan sekolah buka seperti biasa.
Pada hari Senin lalu, PM Johnson mengakui ia "tidak ingin menerapkan peraturan yang lebih ketat lagi", namun, pemerintahannya harus berbuat sesuatu "untuk menyelamatkan nyawa warga Inggris."
Aturan terbaru ini, seperti dilansir Daily Star, merespon meroketnya jumlah kasus COVID-19 di Inggris terutama di kawasan Utara. Wakil Kepala Pejabat Medis Profesor Jonathan Van-Tam, terjadi lonjakan kasus COVID-19 sejak September. Pihaknya juga memprediksi akan terjadi sejumlah kasus kematian akibat angka infeksi COVID-19 selama beberapa pekan terakhir.
Berdasarkan penghitungan the New York Times, ada 617.688 kasus COVID-19 di Inggris, dengan 42.875 pasien telah meninggal dunia. Pada 12 Oktober sendiri terdapat 13.972 kasus COVID-19 baru, atau bertambah 153 persen dari 2 pekan sebelumnya.