Tembak Warga Gangguan Mental, Polisi Philadelphia Akui Bersalah

| 30 Oct 2020 13:18
Tembak Warga Gangguan Mental, Polisi Philadelphia Akui Bersalah
Unjuk rasa berujung ricuh di West Philadelphia pada Selasa (27/10/2020) malam setelah polisi menembak mati satu warga kulit hitam. (Foto: Kylie Crooper/Twitter)

ERA.id - Komisioner polisi Kota Philadelphia, Amerika Serikat, dalam sebuah konferensi pers, Rabu (28/10/2020), menyesalkan kurangnya unit penanganan gangguan mental atau protokol khusus di departemennya, hingga terjadi insiden fatal yang menewaskan satu warga West Philadelphia awal pekan ini.

"Kami tidak memiliki unit kesehatan mental, yang sebenarnya sangat kami butuhkan," kata Komisioner Polisi Danielle Outlaw, Rabu, saat dikonfirmasi bahwa departemennya telah menerima dua kali panggilan sebelum insiden hari Senin lalu.

"Jelas tidak terjadi kesinambungan di pihak kami sehingga kami gagal memahami apa yang terjadi di luar sana," kata Outlaw.

Polisi menembak mati pria kulit hitam bernama Walter Wallace Jr pada Senin lalu setelah yang bersangkutan menolak membuang pisau yang ia todongkan ke arah polisi. Padahal, sebelumnya ibu Wallace sudah memberitahu, pada Senin siang, bahwa gangguan mental yang diderita anaknya sedang kambuh.

Beberapa hari berikutnya, lebih dari 90 orang telah ditangkap dan 50 petugas kepolisian terluka akibat berbenturan dengan aksi unjuk rasa dan vandalisme. Pada Selasa malam, seperti dilaporkan Associated Press, sekitar 1.000 orang dikabarkan menyerbu sejumlah supermarket, memecahkan kaca jendela dan menjarah sejumlah barang.

Departemen kepolisian Philadelphia berjanji mereka akan segera merilis kamera tugas yang merekam peristiwa penembakan Wallace. Outlaw berjanji akan merilis bukti video itu segera setelah kepolisian menunjukkannya lebih dulu ke keluarga Walter Wallace Jr.

Rekomendasi