ERA.id - Banyak hal dalam diri Diego Maradona yang terlalu sempit bila hanya disebut ornamen, misalnya tato wajah Che Guevara, tokoh pembebasan masyarakat Amerika Selatan, di lengan kanannya. Namun, tiap orang yang ingin memahami identitas Si Anak Emas tentu perlu mengamati satu fitur yang jarang hilang dalam diri Diego, yaitu ia selalu memakai dua arloji sekaligus ketika berada di luar kampung halamannya, Argentina.
Lihat saja foto-foto itu. Masing-masing lengannya dihias oleh arloji kala Diego bertemu dengan pemimpin Kuba sekaligus sahabatnya, Fidel Castro.
Foto Diego Maradona, di mana ia dikelilingi penjaganya saat merayakan gol pertama Lionel Messi dalam Piala Dunia 2006 di Jerman, juga menunjukkan masing-masing sebuah arloji di pergelangan tangan yang tengadah ke langit.
Diketahui bahwa Pemain Terbaik Abad ke-20 pilihan FIFA itu selalu memakai dua arloji yang identik setiap ia pergi ke luar Argentina. Oleh tabloid the Sun dilaporkan bahwa penggunaan dua arloji itu punya sisi praktis: satu arloji disesuaikan dengan zona waktu tempat ia berada, sementara satu arloji lainnya selalu menunjuk pada zona waktu Argentina, kampung halamannya.
Koneksi semacam itu mungkin lumrah bila melihat fakta bahwa Diego Maradona adalah seseorang yang menghabiskan duit hingga Rp221,3 juta per bulan untuk menelepon ibu dan keluarganya di Argentina. Barangkali dengan pengaturan jam seperti itu ia bisa mengetahui saat yang tepat untuk menelepon keluarganya di rumah.
Penggunaan dua arloji sendiri bukannya tidak pernah terjadi. Ia memang dianggap sebagai sebuah pernyataan selera fashion yang buruk, namun, di sejumlah olah raga, dua arloji adalah menyangkut keamanan diri. Misalnya dalam olah raga menyelam.
Seperti disampaikan The Case Farm, seorang penyelam memakai dua arloji untuk kegunaan yang berbeda. Satu arloji adalah komputer canggih untuk menghitung waktu dan kedalaman sehingga membantu sang penyelam mengkalkulasi kapan ia harus kembali ke atas permukaan air. Sementara itu, jam kedua adalah jam selam analog standar yang memiliki fitur anti-air yang paten.
Maradona sepertinya tidak terlalu membutuhkan kedua jamnya untuk menyelam ke dalam air. Namun, ia bisa menggunakannya sebagai unjuk sifatnya yang flamboyan. Tabloid yang sama mengatakan bahwa di masa lalu, penyerang tim Argentina yang menciptakan Gol Tangan Tuhan dalam laga Perempatfinal Piala Dunia 1986 itu disebutkan punya dua dua buah jam tangan Rolex yang sanggup menggantikan sebagian dari tunggakan pajak Diego yang senilai 39 juta dolar AS (Rp550,7 miliar).
Namun, apapun itu, tiap orang tentu saja diperbolehkan memakai apapun yang bisa ia beli. Dua jam tangan di tangan Diego mungkin bisa menyatakan kekayaannya, yang pada 2018 ditaksir mencapai Rp1,42 miliar. Tapi bisa juga ia menyatakan bahwa bagi Diego Maradona, Argentina lebih dari sekadar sebuah negara di kawasan Amerika Selatan. Baginya, Argentina adalah tempat untuk kembali.
Tahun 1982 ia harus pergi dari Argentina untuk melanglang buana di klub-klub Eropa, namun, pada akhirnya ia gantung sepatu di klub masa remajanya, Boca Juniors.
Dan ketika ia mencoba peruntungan sebagai pelatih di beberapa klub sepak bola di Asia dan Eropa Timur, ia akhirnya kembali lagi ke Argentina, melatih klub lokal Argentina, Gimnasia de La Plata, hingga akhir hayat.
Argentina menjadi tempat di mana Diego Maradona tumbuh dan menjadi besar, serta merupakan tempatnya untuk pulang. Namun, kali ini untuk selamanya.