ERA.id - Diego Armando Maradona, si legenda 'Gol Tangan Tuhan' asal Argentina, punya ruang tak tergantikan di Naples, Italia, karena pada tahun 1986 ia mengantarkan klub bola setempat, Napoli, menjuarai Liga Serie A Italia untuk pertama kali. Nah, bertepatan dengan ulang tahun Maradona yang ke-60, tak salah bila kita menengok ke kota pesisir di Selatan Italia itu, menapaki bagaimana ia begitu dikenang dan dipuja para Neapolitan.
Pada suatu waktu sutradara Paolo Sorrentino didapuk memenangi salah satu nomor di Academy Awards ke-86 untuk film La Grande Belleza. Sambil berdiri di atas panggung, memegang piala Oscar, ia menyatakan ucapan terima kasihnya.
"Terima kasih untuk sumber inspirasi saya: Federico Fellini, Talking Heads, Martin Scorsese, dan Diego Armando Maradona," kata Sorrentino.
Film yang disutradarai Sorrentino saat itu bukanlah film tentang sepakbola. (La Grande Belleza adalah film bercorak art-house mengenai kota Roma dan kesedihan di dalamnya.) Bila orang bertanya-tanya apa urusannya si legenda sepakbola dengan karya film Sorrentino, maka jawabannya ada pada kota Naples, sebuah kota metropolitan di Italia yang beruntung pernah menjadi 'rumah' bagi Diego Maradona.
Ikon Bola Italia Selatan
Maradona tiba di Naples dan diperkenalkan ke media dunia sebagai pemain Napoli pada tanggal 5 Juli 1984. Sambutan kala itu luar biasa: 75 ribu fan telah memenuhi stadion Stadio San Paolo.
Komentator olahraga David Goldblatt mencatat momen kedatangan Maradona di Naples demikian, "Mereka [para fan] yakin bahwa pahlawan mereka telah tiba." Seperti diketahui, sebelum kedatangan Maradona, lanskap sepakbola Italia didominasi klub-klub dari kawasan Italia bagian utara dan tengah, seperti A.C. Milan, Juventus, Inter Milan, dan Roma.
Tak ada tim yang berada di sebelah selatan Semenanjung Peninsula yang pernah memenangkan Liga Italia, kala itu, hingga akhirnya Maradona tiba.
Pertama-tama Maradona langsung menerima ban kapten dari bek vetarn Napoli Giuseppe Bruscolotti, dan langsung menjadi salah satu bintang paling digemari di klub itu. Dalam karirnya di Napoli, Maradona menghantarkan sang klub untuk menjuarai Liga Serie A Italia pertama mereka, pada tahun 1986-1987.
Lagi-lagi Glodblatt menulis: "Perayaannya sangat gila-gilaan. Pesta jalanan digelar tak habis-habisnya, dan suasana pesta menjalar ke seluruh sudut kota, sepanjang hari. Karnaval itu berlangssung selama sepekan."
Warga Naple bahkan menyelenggarakan 'pemakaman' bagi klub Juventus dan Milan, membakar peti mereka dan, seperti dicatat Goldblatt, "pada nisan mereka tertulis 'Mei 1987, Italia (utara) telah dikalahkan. Sebuah kerajaan baru telah lahir."
Cinta Mati Kota Naples
Barangkali tak ada pemain dalam sejarah klub Napoli yang paling dipuja seperti Maradona. Jejaknya ada di mana-mana. Seperti ditulis Emma Gates untuk The Guardian, seseorang bisa menyusuri kawasan Spaccanapoli dan menemukan banyak warga Naples menjual segala pernak-pernik tentang Maradona. Mural bergambar wajah Maradona juga bisa ditemukan di pojok distrik Quartieri Spagnoli.
Popularitas Maradona mungkin telah mencapai level para dewa di kota Naples. Berdasarkan catatan sipil dari tahun 1984-1991, total ada 515 anak-anak yang dinamai Diego, dan 12 anak mendapat nama Diego Armando. Bahkan nama San Gennaro, yang merupakan malaikat pelindung kota Naples, tak sepopuler itu.
"Kami sangat kurang dalam hal pemukiman, sekolah, transportasi, lapangan pekerjaan dan sanitasi, namun semua itu bukan masalah karena kami punya Maradona," tulis sebuah koran lokal Naples.
Kini, ketika bintang sepakbola kelahiran 30 Oktober 1960 itu telah gantung sepatu, warga Naples masih bisa merasakan jejak-jejak kejayaan sang legenda dan hidupnya kota itu ketika Maradona berkarir dari tahun 1984 hingga 1991.
Saat ini bila mereka merindukan Maradona, mereka mungkin akan duduk di Bar Nilo di pojokan Via San Biagio lalu memesan kopi gaya Neapolitan yang sengaja didedikasikan untuk Maradona. Atau mereka bisa melihat cawan-cawan di sekitaran kafe, yang dulu sedianya hendak diisi oleh air mata warga Naples sepeninggal Maradona dari Naples, pada Maret 1991.