ERA.id - China mengklarifikasi soal unggahan foto seorang tentara Australia yang memegang pisau dekat leher anak Afghanistan dengan membandingkan isu Xinjiang.
"Saya menguraikan sikap China tentang masalah ini. Sejujurnya, saya tidak berencana untuk mengatakan lebih banyak tentang hal ini, namun karena wakil juru bicara Departemen Luar Negeri AS dan pihak Australia menuduh China 'mengarang cerita', maka saya harus menyampaikan fakta yang sesungguhnya," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Hua Chunying dalam pernyataan tertulis yang dipantau ANTARA, Minggu (13/12/2020).
Menurut dia, yang diunggah di akun Twitter jubir MFA Zhao Lijian bukanlah foto, melainkan gambar yang dibuat dengan teknik komputer oleh seniman muda berdasarkan fakta yang dipublikasikan dalam laporan penyelidikan Departemen Pertahanan Australia dan dilaporkan oleh media Australia.
"Jika beberapa orang di Australia tidak tahan dengan grafik ini, maka kebenaran yang digambarkan dalam foto dan video online bisa digambarkan lebih mengerikan. Program media Australia Four Corners juga menampilkan foto seperti ini dalam pemberitaannya," ujar Hua.
Diplomat perempuan itu kemudian mempertanyakan apakah yang dimaksud Australia dengan nilai-nilai HAM, sedangkan beberapa tentaranya membunuh warga sipil dan anak-anak Afghanistan.
Shocked by murder of Afghan civilians & prisoners by Australian soldiers. We strongly condemn such acts, &call for holding them accountable. pic.twitter.com/GYOaucoL5D
— Lijian Zhao 赵立坚 (@zlj517) November 30, 2020
"Jika Anda telah melakukan sesuatu yang salah dan buruk, tetapi menolak untuk menerima kritik dan bahkan mencoba untuk melimpahkan kesalahan kepada orang lain, bagaimana Anda bisa meyakinkan orang lain?" kata Hua.
Terkait tuduhan pelanggaran HAM di Xinjiang, China sudah menjelaskannya kebenaran berkali-kali. "Dalam kesempatan ini saya ingin menyebut apa yang dianggap sebagai pelanggaran HAM di Xinjiang merupakan kebohongan abad ini yang dibuat oleh kekuatan ekstremis anti-China," ujarnya.
Bahkan belum lama ini Pemerintah Daerah Otonomi Xinjiang (XUAR) membantah tuduhan Lembaga Kebijakan Strategis Australia (ASPI) mengenai kamp konsentrasi etnis Uighur yang sebetulnya adalah gedung sekolahan dan pemerintahan.
Dalam tiga pekan terakhir XUAR telah menggelar tiga kali konferensi pers dengan mengundang media asing di Beijing.
Sebelumnya Perdana Menteri Australia Scott Morrison berharap China menyampaikan permohonan maaf atas unggahan foto palsu tentara Australia yang memegang pisau di leher anak Afghanistan.