COVAX Rilis Rencana Distribusi 337 Juta Vaksin COVID-19, Indonesia Dapat Berapa?

| 04 Feb 2021 12:54
COVAX Rilis Rencana Distribusi 337 Juta Vaksin COVID-19, Indonesia Dapat Berapa?
Ilustrasi: Vaksin COVID-19. (Foto: Pixabay)

ERA.id - Inisiatif COVAX telah merilis detail tahap pertama distribusi vaksin COVID-19 ke seluruh dunia. Program ini memastikan adanya pasokan vaksin yang cukup untuk 3,3 persen populasi di setiap negara di dunia per Juni tahun ini.

Dokumen yang dirilis COVAX pada Rabu, (3/2/2021), dinamai "perkiraan distribusi sementara" dan tampaknya sedikit melegakan kekhawatiran negara-negara berkembang bahwa mereka akan ketinggalan dalam progres imunisasi akibat stok vaksin telah 'diborong' oleh negara-negara kaya.

Program COVAX sendiri dipimpin oleh Aliansi Gavi yang didukung langsung oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) srta Koalisi Inovasi Kesiapan Epidemi (CEPI).

Dalam dokumen yang bisa diakses di sini, dijelaskan bagaimana program tersebut akan menyebarkan 337,2 juta dosis vaksin COVID-19 guna "melindungi kelompok paling rentan seperti para tenaga kesehatan" per pertengahan tahun ini.

Dalam program ini, tiap negara akan mendapat stok vaksin sesuai persentase dalam populasi mereka. Jatah paling banyak akan didapatkan oleh India (97,2 juta), Pakistan (17,2 juta), Nigeria (16 juta), Indonesia (13,7 juta), Bangladesh (12,8 juta), dan Brazil (10,6 juta).

Sejumlah negara maju juga akan menerima jatah vaksin dari COVAX, misalnya Korea Selatan (2,6 juta), Kanada (1,9 juta), dan New Zealand (250.000).

Vaksin yang didistribusikan mencakup 240 juta dosis vaksin AstraZeneca-Oxford yang dilisensikan untuk Serum Institute of India (SII), 96 juta dosis AstraZeneca-Oxford, dan 1,2 juta dosis Pfizer-BioNTech.

Iniatif tersebut menekankan bahwa rencana yang telah dirilis masih bisa berubah. Dokumen tersebut dirilis agar tiap negara mampu memperkirakan berapa jumlah vaksin yang akan mereka terima di tahap pertama distribusi.

Dalam jangka panjang, COVAX, berupaya menyediakan vaksin untuk 20 persen populasi di tiap negara partisipan per akhir tahun 2021.

Program ini didanai secara kolektif oleh 92 negara berpenghasilan rendah dan menengah di dunia. Negara-negara berpenghasilan tinggi boleh terlibat, namun, stok vaksin yang mereka dapatkan hanya boleh digunakan sebagai stok cadangan program vaksinasi.

Rekomendasi