Korut Kritik Latihan Militer di Korea Selatan, Minta AS 'Jangan Bikin Kesal'

| 16 Mar 2021 19:44
Korut Kritik Latihan Militer di Korea Selatan, Minta AS 'Jangan Bikin Kesal'
Pemimpin Korea Kim Jong Un dan saudara perempuannya Kim Yo Jong (kanan) menghadiri pertemuan dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in di Peace House, Korea Selatan, (27/4/2018). (ANTARA FOTO/Korea Summit Press Pool/Pool via Reuters
/aww.)

ERA.id - Saudari pemimpin Korea Utara, Kim Yo Jong, mengkritik latihan militer yang sedang berlangsung di Korea Selatan dan memperingatkan pemerintahan baru Amerika Serikat untuk "jangan membuat kesal" kalau ingin berdamai, kantor berita negara Korut melaporkan, Selasa, (16/3/2021), melansir dari ANTARA.

Pernyataan itu keluar sehari sebelum menteri luar negeri dan menteri pertahanan AS akan tiba di Seoul untuk pembicaraan pertama dengan mitra-mitra mereka di Korea Selatan.

"Kami mengambil kesempatan ini untuk memperingatkan pemerintahan baru AS yang berusaha keras melakukan perbuatan tak menyenangkan di negeri kami," kata Kim dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita negara, KCNA.

"Kalau AS ingin berada dalam keadaan damai selama empat tahun mendatang, pertama-tama lebih baik jangan sampai membuat kesal."

Korea Utara sejauh ini menolak permintaan Amerika Serikat untuk melakukan dialog, Gedung Putih mengatakan pada Senin (15/3).

Pernyataan itu muncul pada saat ketaknyamanan hubungan AS-Korut, yang dimulai di bawah Presiden Donald Trump, telah menjalar ke kepresidenan Joe Biden.

Pemimpin Korut Kim Jong Un sempat mengadakan tiga pertemuan puncak tingkat tinggi dengan Trump dan saling bertukar surat beberapa kali.

Tapi, negara bersenjata nuklir itu kemudian mengakhiri pembicaraan dan mengatakan tidak akan berhubungan lebih jauh kecuali Amerika Serikat mencabut kebijakan-kebijakannya yang bermusuhan.

Pasukan Korea Selatan dan AS sudah memulai latihan militer bersama pada musim semi, yang terbatas pada simulasi komputer karena risiko virus corona --juga karena ada ikhtiar yang berlangsung untuk merangkul Korea Utara.

"Latihan perang dan permusuhan tidak akan pernah bisa berjalan dengan dialog dan kerja sama," kata Kim Yo Jong, yang telah menjadi pengkritik tajam terhadap Seoul, dalam siaran media pemerintah.

Dia mengejek Korea Selatan karena "mengandalkan latihan perang yang menyusut, sekarang mereka berada dalam rawa krisis politik, ekonomi, dan epidemi."

Keterhubungan antar-Korea yang telah meningkat pada 2018 dan saat ini sedang diikhtiarkan oleh Korea Selatan "tidak akan lagi datang dengan mudah" dan Korea Utara akan menyimak untuk melihat apakah ada provokasi lebih lanjut, katanya.

Korea Utara akan mempertimbangkan untuk menarik diri dari perjanjian militer antar-Korea --yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan di sepanjang perbatasan bersama, dan akan meninjau kemungkinan membubarkan beberapa organisasi --yang diniatkan untuk bekerja sama dengan Korea Selatan, kata Kim.

 

 

Rekomendasi