Siapa Kim Yo-jong, Calon Pengganti Kim Jong-un di Korea Utara?

| 26 Aug 2020 14:30
Siapa Kim Yo-jong, Calon Pengganti Kim Jong-un di Korea Utara?
Kim Yo-jong, adik perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.

ERA.id - Foto Kim Yo-jong, memakai blazer hitam dengan bros resmi Korea Utara, yang berjabat tangan dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in di tahun 2018 membuka mata internasional atas pengaruh yang dimiliki adik perempuan Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un, tersebut.

Kim Yo-jong, di usia 31 tahun, menjadi orang pertama dari dinasti Kim yang mengunjungi Korea Selatan. Tahun 2018 itu, ia juga menjadi bagian dari delegasi Korea Utara di Olimpiade Musim Dingin 2018 di Pyeongchang, ketika kedua Korea berlaga sebagai 1 tim olah raga.

Makin dikenal dalam urusan internasional Korea Utara, Yo-jong juga digadang-gadang menjadi suksesor Kim Jong-un ketika yang bersangkutan makin jarang tampil ke muka publik akhir-akhir ini.

Lalu, sebenarnya, siapakah Kim Yo-jong?

Siapakah Kim Yo-jong?

Laman BBC, (16/6/2020), mengatakan bahwa Kim Yo-jong adalah "satu-satunya saudara Jong-un yang dianggap sebagai sekutu dekat dan berpengaruh."

Kim Yo-jong, yang lahir pada 26 September 1987 seperti dicatat Kementerian Keuangan AS, merupakan anak perempuan satu-satunya dari Pemimpin Tertinggi kedua Korea Utara, Kim Jong-il. Ia memiliki dua kakak laki-laki, yaitu Kim Jong-un dan Kim Jong-chol. Sementara, Jong-un memegang tampuk kekuasaan dinasti Kim di Korea Utara pada 2011, Jong-chol tidak terlalu berpengaruh dalam sistem politik Korea Utara.

Penampilan publik Kim Yo-jong secara resmi sebagai pejabat publik terekam pada 9 Maret 2014 dalam acara pemilihan Majelis Rakyat Tertinggi ke-13 Korea Utara. Sejak saat itu, kantor berita negara Korean Central News Agency (KCNA) dan Korean Central TV mulai menyebutnya sebagai pejabat teras Korea Utara.

Pada 22 Maret 2014, seperti dicatat oleh Centre for Strategic and International Studies (CSIS), ia tampil menemani Kim Jong-un dan istrinya, Ri Sol-ju, dalam konser band Moranbong di April 25 House of Culture. Duduk di jajaran pejabat Partai Buruh Korea Utara, bisa diasumsikan bahwa ia memegang jabatan tinggi dalam partai penguasa negara itu.

Tangan Kanan Kim Jong-un

Sejumlah media internasional menyebutkan bahwa sejak 2014, tugas utama Kim Yo-jong adalah menjaga citra kakaknya sebagai Pemimpin Tertinggi Korea Utara. Dia mengelola seluruh agenda publik Jong-un dan bertugas sebagai penasihat politiknya. Selain itu dia disebut menjabat sebagai wakil direktur Departemen Propaganda Partai Buruh Korea Utara.

Menyusul dieksekusinya sang paman Jang Song-thaek oleh rezim Jong-un pada 12 Desember 2013, seperti dilansir media Chosun Ilbo, Yo-jong mengambil alih tugas yang ditinggalkan sang paman. Tugasnya per Januari 2014 adalah memimpin Departemen 54 yang memasok batu bara dan listrik bagi pihak militer Korea Utara.

Tahun itu ia juga memimpin agensi Room 39 dan Room 38 yang berada di bawah Partai Buruh Korea Utara, serta sejumlah biro propaganda yang dulu dijalankan oleh bibinya, Kim Kyong-hui. Kesehatan sang bibi menurun setelah suaminya, Song-thaek, dieksekusi oleh keponakannya sendiri.

Kim Yo-jong diangkat menjadi anggota politbiro, penasihat senior pemerintahan Korea Utara, pada 2017. Namun, ia sempat dikabarkan dicopot dari politbiro ketika dalam Hanoi Summit tahun 2019 ia gagal menghasilkan kesepakatan dengan Amerika Serikat.

Banyak pihak menilai Yo-jong berada di balik respon Korea Utara yang cukup kontroversial pada tahun 2020, terutama yang menyangkut hubungan diplomatik antara negaranya dengan Korea Selatan. Pada Juni 2020, Yo-jong mengancam akan mengirim pasukan ke zona demiliterisasi (DMZ) di perbatasan Korea karena Seoul ia anggap gagal membendung aksi aktivis yang suka mengirim leaflet anti-rezim Jong-un.

Sebuah ledakan di kota Kaesong pada 16 Juni 2020, sempat menggemparkan dunia internasional. Belakangan, Seoul merilis video meledaknya gedung diplomatik antar kedua Korea di kota Kaesong tersebut. Ide ini pun kabarnya juga dicetuskan oleh Kim Yo-jong.

Akankah Jadi Penerus Dinasti Kim?

Berita dari Badan Intelijen Korea Selatan (NIS), (21/8/2020), bahwa Kim Jong-un mendelegasikan sejumlah tugas kepada Yo-jong makin memunculkan spekulasi bahwa wanita berumur 32 tahun ini akan menjadi penerus dinasti Kim di Korea Utara.

Propaganda dan mitologi politik Korea Utara selama ini terikat pada keturunan Keluarga Paektu yang terhubung langsung ke pendiri Korea Utara, Kim Il-sung. Keluarga ini merentang sepanjang 3 generasi dari keluarga yang dulunya tinggal di Gunung Paektu atau 'Baekdu'.

Meski Kim Jong-un kabarnya memiliki anak, namun, umur mereka masih terlalu muda. Kim Yo-jong dianggap yang paling mungkin terpilih menggantikan sang kakak sebagai pemimpin Korea Utara.

"Nasib Yo-jong mudah disimpulkan," kata Fyodor Tertiskiy dari Kookmin University di Seoul, seperti dikutip BBC (16/6/2020). "Antara dia akan menjadi Pemimpin Tertinggi, atau kehilangan seluruh kekuasaannya dan bahkan bakal kehilangan nyawanya."

Rumor bahwa Kim Jong-un tengah koma akibat kesehatan yang memburuk, yang awal pekan ini dihembuskan oleh seorang mantan ajudan Presiden Korea Selatan Kim Dae-jung, belum bisa dikonfirmasi. Rumor semacam ini pun bukan yang pertama kalinya. Tahun 2014, Jong-un pernah menghilang dari muka publik dan dirumorkan sedang sakit parah. Namun, seperti dilansir BBC, ia pun muncul lagi "dalam kondisi sehat, meskipun harus berjalan menggunakan tongkat."

Mengingat sistem politik Korea Utara yang dipenuhi kerahasiaan, dunia internasional sekarang hanya bisa menunggu kelanjutan dari rezim Kim Jong-un, termasuk apakah adik perempuannya Kim Yo-jong akan menjadi suksesor, yang otomatis melanggengkan kekuasaan Dinasti Kim di Korea Utara.

Rekomendasi