Tim Bola Athletico Paranaense Sediakan Vaksin Corona Gratis untuk Fan

| 09 Apr 2021 18:05
Tim Bola Athletico Paranaense Sediakan Vaksin Corona Gratis untuk Fan
Pendukung tim bola asal Brazil, Athletico Paranaense. (Foto: @furadoq/Instagram)

ERA.id - Salah satu tim kampiun sepak bola Brazil Athletico Paranaense menyatakan bakal mengadakan vaksin COVID-19 gratis bagi pemain, kru, dan juga fan mereka yang berlangganan tiket bulanan.

Dilansir dari Al Jazeera, awal pekan ini Kongres Brazil menyetujui undang-undang yang memperbolehkan firma swasta untuk membeli vaksin. Hal ini direspons oleh Athletico dengan mengatakan bakal turut membeli sejumlah vaksin corona ketika UU tersebut berlaku.

Klub dengan markas di kota Curitiba, yang menjuarai Copa Sudamericana di tahun 2018, itu pada Kamis, (8/4/2021) menyatakan bakal menyediakan vaksin secara gratis "kepada semua karyawan, pemain, staf pendukung, dan para fan yang turut membantu dengan tetap membayar biaya langganan bulanan mereka selama pandemi, bahkan ketika mereka tidak bisa pergi ke stadion."

Al Jazeera menyebut tim tersebut tidak menguak seberapa banyak fan 'premium' yang mereka miliki. Namun, sejumlah laporan menyatakan angkanya bisa mencapai 20 ribu hingga 30 ribu orang.

Fan yang berlangganan di Athletico ini bisa disejajarkan dengan para fan yang membeli tiket terusan musiman di klub-klub Eropa. Biaya langganannya disebut berkisar antara Rp196 ribu hingga Rp915 ribu.

"Athletico mengundang seluruh institusi yang terlibuat dalam sepak bola untuk memainkan peran mereka dalam menolong negeri ini menangani pandemi COVID-19," sebut klub tersebut dalam sebuah pernyataan.

Brazil merupakan salah satu negara yang paling terpuruk karena pandemi dengan jumlah kematian harian mencapai 4.249 nyawa pada Kamis. Sehingga total, ada lebih dari 345 ribu orang yang meninggal karena terinfeksi virus corona di Brazil.

Organisasi Kesehatan Dunia mengonfirmasi kondisi Brazil yang cukup parah karena virus korona. WHO menyebut negara Amerika Selatan itu kini dalam kondisi genting dengan sistem kesehatan publik yang dalam kondisi kritis.

 

 

Rekomendasi