ERA.id - Pemerintah India bakal menyediakan vaksin Covid-19 secara gratis kepada seluruh warga berusia dewasa, demikian sebut Perdana Menteri Narendra Modi, ketika negeri pimpinannya berada di posisi kedua di dunia terkait jumlah infeksi corona.
Dilansir dari Al Jazeera, Modi mengumumkan hal ini pada Senin, (7/6/2021). Selama beberapa pekan sebelumnya ia terus-menerus dikritik karena cakupan vaksinasi Covid-19 India yang tidak sampai 5 persen dari populasi berjumlah 950 juta jiwa itu.
Pada Senin, Modi mengatakan bahwa pemerintahan federal akan mengambil alih program vaksinasi mulai 21 Juni. Sebelumnya, program vaksinasi menjadi tanggung jawab pemerintah negara bagian.
"Setiap orang, baik yang miskin, kelas menengah bawah, kelas menengah, atau kelas menengah atas, lewat program federal akan menerima vaksin gratis," ucap PM Modi dalam pidato yang disiarkan langsung di televisi.
Sebelumnya, vaksin gratis hanya diberikan kepada kaum lansia dan pekerja garda depan. Pemerintah negara bagian dan rumah sakit swasta pun dipersilakan mematok harga vaksin untuk warga berusia 18-45 tahun.
Di saat yang sama terjadi persaingan antar negara bagian terkait pengadaan vaksin dari pabrik-pabrik farmasi lokal dan juga luar negeri. Sebagai dampak dari kelangkaan vaksin, beberapa negara bagian pun menerapkan karantina total (lockdown) dalam beberapa pekan terakhir.
"Kami akan mempercepat proses pengadaan vaksin dan mempercepat program vaksinasi," sebut PM Modi.
Pekan lalu, pemerintahan Modi menyatakan akan memiliki 10 juta dosis vaksin per hari pada bulan Juli dan Agustus, meningkat pesat dari jumlah kurang dari 3 juta dosis yang tersedia per hari saat ini.
India sejauh ini telah memvaksin warganya menggunakan vaksin AstraZeneca yang diproduksi secara lokal oleh Serum Institute of India, dan Covaxin yang dibuat oleh perusahaan lokal Bharat Biotech.
Bulan ini, India akan menggunakan vaksin buatan Rusia, Sputnik V, secara komersial.
Terkini, India melaporkan 100.636 kasus infeksi Covid-19 dalam sehari terakhir, angka ini menjadi yang terendah sejak 6 April, dan jauh di bawah rekor infeksi corona yang mencapai 400 ribu. Dengan begitu, pemerintah India bisa mulai membuka ekonomi negara tersebut.